Laman

Jumat, 16 November 2012

What Type of Shopaholic Are You ?

Judul diatas adalah sebuah artikel yang menarik perhatian saya di majalah CHIC, edisi 125. Penulisnya  sendiri adalah Bestari Kumala Dewi. Saya merasa perlu menyimpan artikel tersebut di suatu tempat yang bisa saya baca-baca lagi kemudian hari, yaaah sekedar pengingat jika penyakit shopaholic saya sedang kumat. Supaya ga kebablasan aja sih intinya :) Ok, saya copas artikel tersebut disini, dan semoga juga bisa bermanfaat buat yang lain

Kenali lima tipe boros yang menjadi pemicu habisnya uang
Setiap orang menghabiskan uangnya dengan alasan yang berbeda-beda. Dengan mengenali apa yang membuat kita menjadi boros, kita bisa lebih berhati-hati dalam mengatur pengeluaran.

Tipe1 : The Emotional Spender
Ciri : Ketika stres atau menghadapi tekanan, tempat yang dicari adalah mal. Alasannya sih hanya window shopping, tapi ujung-ujungnya tetap saja ada yang dibeli. Kalau membeli sesuatu yang masih masuk bujet, tentu nggak masalah. Sayangnya ketika sedang emosi, kita jarang berpikir jernih. Apapun akan kita lakukan, yang penting hati kembali happy. Jadi bukan tidak mungkin kita bisa menghabiskan gaji sebulan untuk membeli sebuah tas tanpa memikirkan hari esok.
Solve it : Apapun alasannya, retail therapy bukanlah jawaban yang tepat untuk menyelesaikan sebuah masalah. Hati memang akan merasa senang sesaat, tapi setelah itu selama masalah yang sebenarnya belum usai, rasa sedih dan kesal pasti akan datang lagi. Cobalah terapi yang tidak mengeluarkan uang, misalnya berbagi cerita dengan teman, menuangkan isi hati di jurnal pribadi atau blog, atau konsultasikan masalah kita dengan orang yang lebih berpengalaman atau ahlinya.

Tipe 2 : Compulsive Spender
Ciri : Menganggap belanja adalah sebuah kesenangan. Tipe ini tidak akan berpikir dua kali saat berbelanja. Coba lihat lemari anda. Bila anda menemukan tumpukan baju baru yang masih terbungkus rapi yang belum pernah terpakai, bahkan lupa pernah membelinya, itu salah satu tanda anda kompulsif.
Solve it : Carilah sesuatu yang lebih murah atau bisa dilakukan tanpa biaya, seperti olahraga, membuat kue atau melakukan aktifitas kreatif lainnya. Bisa juga mencoba menjadi volunteer untuk aksi kemanusiaan. Biasanya, aktifitas membantu sesama akan menimbulkan sensasi yang berbeda di hati, selain belajar berempati, hati juga ikut senang dan tenang. Kalau pun harus mengeluarkan uang, manfaatnya pun lebih terasa, tidak hanya sekedar membuang-buang uang.

Tipe 3 : Absentminded Spender
Ciri : Cuek dengan setiap pengeluaran. Mencatat setiap pengeluaran dalam sebuah jurnal takkan dilakukan tipe ini. Tak heran jika tiba-tiba kita kehabisan uang atau tidak ingat menggunakan kartu kredit untuk membeli apa saja. Biasanya pengeluaran untuk makan dan hal-hal kecil, seperti nonton atau ngopi selalu dianggap pengeluaran remeh temeh, sehingga tidak pernah masuk perhitungan. Padahal tak jarang jika diperhatikan, pengeluaran tersebutlah yang terbesar
Solve it : Langkah awal, untuk sebulan hindari penggunaan kartu kredit, pakai saja uang tunai. Ini akan mempermudah kita mengendalikan pengeluaran. Mulailah membiasakan diri mencatat setiap pengeluaran. Di minggu pertama kita melakukan ini, akan terlacak kemana saja uang itu pergi. Bulan berikutnya, boleh saja kembali menggunakan kartu kredit, tapi simpan setiap bukti pembayaran dan catat setiap pengeluaran. Jadi kita tau untuk apa saja kartu kredit tersebut digunakan.

Tipe 4 : The Social Spender
Ciri : Biasanya uang habis untuk ngopi dan hangout bersama teman-teman. Jika sendiri anda bisa mengeluarkan 50.000 untuk makan, tapi ketika kumpul bersama teman, dana yang dikeluarkan bisa mencapai empat kali lipat. Belum lagi, jika ada godaan untuk belanja. Wiih, biaya makan untuk seminggu bisa habis dalam sehari tuh.
Solve it : Kita menyadari situasi ini tidak baik untuk kondisi keuangan, sayangnya alibi 'hanya sesekali' selalu sukses mengalahkan akal sehat. Padahal, situasi ini bisa diantisipasi dengan hal lain. Misalnya, mengadakan acara kumpul-kumpul dirumah salah satu teman secara bergantian. Dengan begini kita bisa menghemat lebih besar. Pasalnya, ketika diadakan dirumah, kita tidak perlu mengeluarkan biaya untuk nonton dan terhindar dari godaan belanja.

Tipe 5 : The "It's On Sale" Spender
Ciri : Selalu gatal melihat tag 'Sale'. Apalagi jika ini berlaku untuk barang yang telah kita incar sejak lama. Apapun dan dimanapun, selama ada iming-iming potongan harga, anda pasti akan langsung membelinya, meskipun anda tidak membutuhkan ataupun menyukainya. Bagi tipe ini, penawaran potongan harga tidak datang setiap waktu, jadi ketika ada tentu sayang untuk dilewatkan.
Solve it : Kebiasaan seperti ini membuat kita membutuhkan orang lain untuk mengingatkan. Pilih seseorang yang bisa membantu kita berpikir jernih, ketika kita tergoda untuk membeli barang diskon, bahkan ketika penawaran potongan harganya tinggi. Kita enggak akan rugi kehilangan momen diskon, karena umumnya setiap toko dan brand punya jadwal diskon lebih dari sekali dalam satu tahun. end

See... ternyata shopaholic pun punya berbagai macam tipe. Saya nyaris pernah mengalami semuanya. Sekarang ini kecenderungannya adalah yang tipe 5 ! Mudah-mudahan pelan-pelan kebiasaan buruk ini bisa semakin berkurang dan hilang sama sekali. Bagaimana dengan kamu ? :)

Minggu, 11 November 2012

'How To Master Your Habits' by Ust. Felix Siauw

Hari selasa, 23 oktober 2012, akhirnya ketemu juga sama ustad Felix Siauw di Pengajian bulanan MTMI. Kali ini ustad memberi materi tentang 'Habits'. Seperti juga judul buku beliau 'How to Master your Habits'
Nah, pas banget materinya dengan sikon saya yang selama ini masih kesulitan untuk merubah kebiasaan, kebiasaan buruk menjadi kebiasaan baik tentunya. Ok.. Saya share disini inti dari materi beliau. Mudah2an tidak hanya bermanfaat buat saya, melainkan juga buat kita semua.

Habits atau kebiasaan adalah sesuatu yang kita lakukan secara otomatis bahkan nyaris tanpa disadari. Nah, habits ini bisa sesuatu yang baik maupun yang buruk. Bahkan sebuah keahlian bukan merupakan pengaruh dari bakat melainkan sesuatu yang lain, yaitu habits.. Pernah dengar slogan ini ? 'Bisa karena biasa, tidak bisa karena tidak biasa' Maka, kita bisa menjadi apapun atau menguasai apapun yang kita inginkan bila kita benar-benar menginginkannya, dengan cara membiasakan dan membentuk habits pada diri kita. Menjadikan yang luar biasa menjadi sebuah kebiasaan.

Biasanya penilaian orang kepada kita juga dipengaruhi oleh habits yang kita tampakkan sehari-hari. Seseorang yang memiliki habits baik dalam dirinya sudah pasti akan lebih berhasil dalam kehidupannya dibandingkan dengan seseorang yang memiliki sedikit habits yang baik. Habits yang menentukan berhasil tidaknya diri kita dalam hidup ini.

Sekarang pertanyaannya adalah kenapa sih kita perlu membentuk habits kita ? Kita analogikan diri kita sebagai sebidang tanah. Jika tanah tersebut kita tanami bunga, maka apakah rumput akan tumbuh ? Yup benar.. Rumbut bisa tumbuh. Namun sebaliknya jika tanah tersebut tidak kita tanami, maka apa yang akan tumbuh ? Rumput juga yang akan tumbuh ! Nah, dengan analogi tsb maka jika kita tidak mencoba menanam habits yang baik maka kecenderungannya habits buruklah yang akan muncul. Bisa memiliki kemampuan mengendalikan habits adalah keahlian yang sangat kita perlukan dalam hidup ini, sehingga kita dapat memilih habits mana yang akan kita pertahankan dan mana yang akan kita tinggalkan.

Habits merupakan hasil daripada pengulangan suatu aktivitas dalam jangka waktu tertentu. Semakin banyak satu aktivitas diulang dalam jangka waktu yang lama, maka habits akan semakin kuat. Faktor utama dalam pembentukan habits adalah Latihan dan Pengulangan. Practice makes right, repetition makes perfect.
Karena itu, berhati-hatilah dengan suatu aktifitas yang kita ulang terus menerus karena akan membentuk habits.

Untuk membentuk sebuah habits yang baik, kita perlu mengetahui alasan 'Why' kita perlu memiliki habits tersebut. Dengan demikian akan ada daya dorong yang kuat dalam melaksanakan perbuatannya.. Selain itu kita juga perlu memahami apa 'What' yang sebenarnya kita inginkan, agar bisa menjadi daya tarik bagi diri kita. Ketika kita mengetahui betul apa habits yang ingin kita bentuk, insya allah kita akan lebih termotivasi dalam mencapainya. Sementara tujuan yang jelas akan menciptakan gerakan, karena tujuan adalah daya tarik yang sangat kuat. Ketika ada sesuatu yang kita kejar dan ada tujuan dalam hidup, maka hidup kita menjadi lebih menarik dan bukan lagi menjadi rutinitas yang menjemukan. Sering-seringlah berpikir tentang masa depan, buat rencana masa depan. Dengan demikian aktivitas yang kita lakukan saat ini akan lebih terarah..

Dalam pembentukan habits dibutuhkan setidaknya dibutuhkan waktu 30 hari untuk melatih satu kebiasaan baru. Lakukan practice dan repetition selama 30 hari berturut-turut secara konsisten, tanpa ketinggalan satu hari pun. Karena habits berarti pembiasaan dan pembiasaan memerlukan konsistensi. Membentuk habits tidak semudah membalikkan telapak tangan, perlu waktu dan tenaga sebelum kita nyaman dengan kebiasaan baru kita. Yang jelas yang harus ditekankan adalah bahwa keberhasilan bukan terletak pada motivasi melainkan pada pengkondisian. Secara umum ada 3 tahapan milestone yang dapat dijadikan panduan dalam membentuk habits :
  1. 30 hari : habits baru telah terbentuk. Masih rapuh dan keinginan kembali ke habit lama lebih besar daripada keinginan melanjutkan habit baru
  2. 3*30hari : habit baru yang terbentuk telah lebih kuat dan keinginan melanjutkannya sama besar dengan keinginan meninggalkannya
  3. 10*30hari : insya allah habit telah solid dan menjadi program yang hampir permanen, otomatis terjadi pada diri kita seperti gerak reflek
Proses pembentukan habit ini memang sejatinya adalah proses melatih dengan sengaja aktifitas yang pada awalnya kita lakukan dengan sadar menjadi bisa kita lakukan secara tidak sadar. Sehingga, ketika kita betul-betul meluangkan banyak waktu untuk satu keahlian maka keahlian itu akan kita kuasai.

Bagaimana langkah yang perlu kita lakukan dalam membentuk sebuah habit ? Lakukan hal berikut :
  1. Mulai dari hal-hal yang kecil. Mematok target yang terlalu besar cenderung mengarah pada kegagalan, lagipula ketika kita telah terbiasa kita otomatis akan menaikan jumlahnya
  2. Temukan tempat habits. Maksudnya adalah, kita membuat habits baru diantara habits lain yang sudah terbentuk sebelumnya. Jadi akan ada pemicu untuk melakukan habits tersebut
  3. Berlatihlah terus. Pada awalnya kita mungkin akan sering lupa, maka dianjurkan untuk membuat pengingat dimana-mana yang mudah dilihat. Dan ingatlah untuk melakukannya setiap hari !
Setelah habits terbentuk, tingkatkan menjadi expertise. Dengan menjadi expertise maka habits ini tidak hanya berguna bagi kita pribadi melainkan juga membawa manfaat untuk orang lain. Tidak ada yang menjadi expert tanpa melalui proses latihan 10.000 jam. Maka mulailah berlatih dan mengulang-ngulang latihan. 10.000 jam itulah waktu yang diperlukan untuk membentuk suatu habits agar menjadi suatu keahlian. Maka mulailah sekarang, agar semakin kita cepat memulai semakin cepat pula kita sampai pada masa ketika habits sudah menjadi keahlian.

Just kill the excuses. Just do it.

Kendalikan habits atau habits yang akan mengendalikan hidup kita !

Minggu, 21 Oktober 2012

Family Vacation @ Bali

Saya sukaaa banget yang namanya jalan-jalan, kalo alm. nenek saya bilang 'bulu kakinya ketinggalan dijalan' saking dulu saya nyaris ga pernah ada dirumah. Ngelayap trus.. Hehe... Nah, hobi saya ini nyaris menghilang setelah saya berkeluarga. Punya suami yg orang rumahan, plus punya anak yg masih balita, memaksa saya untuk sering dirumah. Kalaupun jalan-jalan, ga jauh dari mall dan tempat rekreasi standar di Jakarta semacam Ancol, Monas, Taman Mini dan Ragunan :)


Nah, pas sebelum puasa kemaren, tumben aja gitu suami ngeluarin inisiatif ngajak kami ke Bali. Huiii kesempatan emas yang sangat langka nih. Hihihihii... Jadilah saya mulai sibuk ngatur a-z untuk trip pertama kami ini. Booking pesawat, cari hotel, sewa mobil, bikin rute pejalanan dan obyek wisata yg ingin dikunjungi, booking tiket watersport, dan seabreg printilan lainnya. Baru kali ini lho acara jalan-jalan saya direncanain sampe sedetail ini, yang dulu-dulu sih asal berangkat aja :) Mengingat bawa anak n suami, saya berusaha buat perjalanan ini senyaman mungkin untuk mereka.

Trip kami dimulai pada hari selasa, tanggal 25 September 2012 dengan pesawat jam 8.40 pagi.

 Ready to Go

Rute yang saya rencanakan adalah sebagai berikut :

25 Sept, setengah hari aja :
Bandara - GWK - Dreamland - Uluwatu - menuju Lovina
26 Sept :
Lovina - danau buyan - pura ulandanu - kebun raya bedugul - tanah lot
27 Sept :
Sanur - tanjung benoa - ubud - jimbaran - legian
28 Sept, setengah hari :
Seputar hotel - bandara - back to jakarta at 12.00 WITA

Nah, ternyata Lovina itu jauh sekali saudara-saudara. Jadi setelah diskusi dengan pak supir, rute kami sedikit dimodifikasi. O ya, supir kami bernama pak Wayan, bisa di hub di no : 081338609387. Recomended !

25 Sept :
Mendarat dengan mulus di bandara I Gusti Ngurah Rai jam 11.30 waktu setempat.. Keluar Bandara, jemputan sudah menunggu. Diperjalanan, sambil mencari makan siang, diskusi tentang rute perjalanan. Dari list yang saya berikan, akhirnya di sepakati Uluwatu jadi tujuan awal, karena letaknya lumayan jauh diujung selatan. Kalau Uluwatu terakhir, maka kami akan sampai Lovina hampir tengah malam. Padahal maksudnya saya pengen liat sunset di Uluwatu, tapi ya sudahlah.. Terpaksa nurut karena udah terlanjur booking hotel di Lovina.
Tengah hari gitu di Uluwatu, panaaas... Plus monyet-monyet liar banyak banget berkeliaran. Bagus banget sih emang pemandangannya, diatas tebing dengan deburan ombak Samudera Pasifik dibawah kami. Hmm... Next trip kalo ke Bali lagi, harus dapetin sunset disini nih. Masih penasaran :)

Uluwatu
Dari Uluwatu, kami menuju pantai padang-padang. Satu jalur dengan dreamland. Sebetulnya ga ada di planning saya, tp karena satu arah n saya penasaran dengan pantai yang jadi tempat syutingnya Julia Robert dalam film 'Eat, Pray, n Love' ini.. Jadi diputuskan untuk mampir. GWK di skip dulu, karena masih terlalu panas disana.

Pantai padang-padang
Katanya pantai ini cukup sepi, tapi ternyata rameee banget. Isinya bule doang dengan bikini mereka. Jadilah saya satu-satunya orang 'aneh' dengan pakaian serba ketutup dipantai itu :)
O ya, yang menarik dari pantai ini menurut saya adalah jalan menuju pantai yang berupa jalan kecil diantara bongkahan batu besaaaar. Serasa lewat gua gitu. Dan juga pasirnya.. Pasir dipinggir pantai halus, dan semakin ke tepi laut menjadi semakin kasar serupa butiran lada.. Kereen

Pantai dreamland
Dari padang-padang lanjut ke dreamland... Indah banget emang pantai ini. Kedamaian saya menikmati indahnya pantai sedikit rusak dengan adanya insiden yang menimpa saya dan cabit. Ketika bermain dihamparan batu-batu dipinggir pantai, lumayan jauh lho padahal, tiba2 aja ada ombak besar menghantam saya yang saat itu sedang berdiri membelakangi pantai. Saya jatuh terjungkal kedepan, ditengah keterkejutan saya saat itu, cuma satu yang saya pikirkan : Cabit. Cabit yang juga terpelanting kesana kemari langsung saya tarik, saya dekap, dan pada saat yang bersamaan ombak besar datang sekali lagi menghantam kami. Segera saya mengumpulkan tenaga untuk segera bangun dan pergi dari tempat itu. Perasaan saya campur aduk, lega karena masih diberi keselamatan, syok karena sama sekali ga nyangka ombak akan sampe ke tempat itu, sambil berpikir apa jadinya seandainya kami terbawa ombak. Cabit badannya baret-baret, tangan saya sedikit bengkak mungkin karena nahan pas jatuh, tapi alhamdulillah kami masih selamat dan masih diberi kesempatan untuk meneruskan liburan kami.

Dari dreamland yang indah namun ganas ini, kami bertolak menuju destinasi berikutnya : Lovina. Letak Lovina yang jauh di Utara dan perjalanan melewati gunung yang berkelok, maka supir kami memutuskan untuk ganti kendaraan. Sambil menunggu, kami mampir di Nasi Pedas Ibu Andika, beli bekal untuk makan malam. Mau mampir ke Joger yang letaknya berseberangan, tapi ga jadi coz Cabit sedang tidur. Ribet aja gitu bawa anak tidur sementara Joger kelihatan penuh sesak.

Menuju Lovina dengan sisa-sisa tenaga, tiba dan check in jam 21.00 malam, mandi, makan malam lalu tiduur. Bersiap untuk dolphin tour besok pagi.

26 Sept 12 :
Hari kedua di pulau Bali. Pagi ini mau dolphin tour, alias lihat lumba-lumba dilaut lovina. Saya yang paling exciting dengan acara kali ini. Cabit yang paling nervous :) Pagi-pagi, sekitar jam 5.50 kami sudah mulai naik perahu kecil yang lebarnya cuma seukuran badan orang dewasa, atau disebut juga jukung. Bertolak kelautan, mencari lumba-lumba yang akan lewat. Ga terlalu lama kami menunggu, lewat sekumpulan lumba-lumba. Pas banget diujung perahu saya. Kereeen banget. Sayangnya Cabit udah ngamuk ketakutan, dari mulai perahu jalan sebenernya dia udah ngomel-ngomel minta balik ke hotel, tapi kita paksa jalan terus. Jadi begitu liat lumba-lumba bukannya seneng dia malah nangis kejer dan teriak minta pulang.. :(
Alhasil, kami putuskan untuk balik arah, kembali ke hotel, tepat disaat perahu-perahu lain sibuk mengejar kawanan lumba-lumba tsb. Rugi deh bayar mahal-mahal.

Dolphin Tour @ Lovina

Selesai dolphin tour, yang cuma sekejap itu, kami balik ke hotel, sarapan, dan siap-siap untuk check out. Sekitar jam 9.00 pa supir datang menjemput, dan kami melanjutkan trip hari itu ke air terjun Git Git - Danau Buyan - Danau Beratan (Pura Ulan danu) - Kebun Raya Bedugul - Pura Taman Ayun - dan diakhiri dengan Pura Tanah Lot.
Air Terjun Gitgit
Jalan menuju air terjun sekitar 20menit, lumayan bikin keringetan. Tapi worted lah..

Danau Buyan dan Tamblingan
Ini pemandangan danau buyan dan danau tamblingan. Kami cuma mampir aja n lihat dari pinggir jalan. Lumayan lah ya... Nikmatin udara sejuk plus pemandangan danau sebagai background


Pura Ulandanu
Nah, tempat ini sebenernya yang paling bikin saya penasaran. Soalnya katanya puranya ditengah danau. Ternyata ga tengah-tengah banget lah ya... Diatas danau, tapi ga jauh. Buat foto-foto n santai-santai cukup asik lah

Kebun Raya Bedugul dan Pura Taman Ayun
Mampiir ajaah...

Tanah Lot
Lumayan dapet surutnya, jadi saya bisa nyebrang ke Pura. Jaman tahun 1995 saya kesini, pas lagi pasang. Jadi cuman main dipinggir pantai aja. Cuma lagi-lagi rencana liat sunset gagal karena Cabit udah kecapekan dan kami memutuskan untuk menuju ke hotel di Legian.

27 Sept 12 :
Rute hari ini harusnya : Sanur - Tanjung Benoa - Ubud - Kuta - Krisna
Karena hari pertama batal ke GWK, maka jadi hari ini ke GWKnya. GWK - Benoa - Bebek Bengil di Ubud - Krisna - balik ke hotel.

GWK - Garuda Wisnu Kencana
Ngebayangin acaranya Oriflame, yang bakal digelar Maret 2013 besok, ditempat seluas ini... Wiii... Pengeeeen..

Turtle Island Tanjung Benoa
Cuma ke Turtle Island ajah.. Mau parasailing tapi ga dibolehin ma Cabit. Huhuhu...

Bebek bengil Ubud

Ga maksimal banget jalan-jalan hari ketiga. Waktunya abis buat bermacet-macetan dari Ubud ke Denpasar. Lumayan bete juga ya. Ga di Jakarta ga di Bali, nemunya macet !

28 Sept 12 :
Berhubung pesawat saya take off jam 12 siang, hari ini ga bisa kemana-mana la ya. Pagi-pagi main-main aja di pantai Legian, trus siap-siap check out deh. Berangkat jam 9.00 dari hotel menuju Bandara.. Terbang dan kembali ke Jakarta sekitar jam 14 an..
Legian beach

Selesai sudah liburan kami yang singkat. Masih banyak tempat yang pengen kami, saya sih lebih tepatnya :), ingin kunjungi. Mudah-mudahan dalam waktu yang ga terlalu lama bisa kembali kesana lagi.. Dan juga ketempat-tempat lain di Indonesia yang ga kalah cantik.

Rabu, 19 September 2012

Islamic Financial Check Up #2

Huaaa udah satu minggu aja dari posting terakhir. Padahal niatnya cuma pending sehari... maapkeeeen. Kita langsung aja deh ya.
Menyambung penjelasan di chapter #1 tentang sumber penghasilan, kali ini kita mau bahas poin berikutnya yaitu Pengelolaan dan Pengeluaran.

2. Pengelolaan
Pengelolaan yang dimaksud disini adalah bagaimana penghasilan yang sudah kita dapatkan tersebut dikelola sesuai prinsip syariah. Dalam pengelolaan penghasilan keluarga, disarankan agar harta suami dan istri dipisah. Kenapa ? Karena masalah ahli waris. Bisa jadi ahli waris suami berbeda dengan ahli waris istri. Contoh : suami pernah menikah dan memiliki anak dari pernikahan sebelumnya. Anak dari suami tersebut berhak atas warisannya suami. Sehingga sangat penting untuk memisahkan mana harta isti dan mana harta suami.
Dalam masalah keuangan ada hak dan kewajiban suami istri, hal tersebut harus dibicarakan baik-baik agar tidak menimbulkan perselisihan kedepannya. Ada quote bagus “ Financial Planning adalah urusan saya dan masa depan saya “ sooo.... mulai diatur yuuk financialnya ;)

3. Pengeluaran
Pengeluaran biasanya dibagi dalam pos-pos pengeluaran sebagai berikut :
Sosial, Hutang, Investasi, dan Konsumsi
Ketika penghasilan didapatkan, langsung buat cash flow management untuk mengatur pengeluaran sesuai pos-pos tersebut. Dalam pos sosial termasuk diantaranya Zakat dan Sedekah. Zakat 2,5%, Sedekah usahakan minimal 10%. Sisanya, sebar dalam 3 pos pengeluaran yang tadi.
Kenapa sedekah itu penting ? Dari sisi penghasilan, sedekah berfungsi sebagai Katalis Penghasilan. Dari sisi Pengeluaran, sedekah mencegah pemborosan. Dari sisi aset, sedekah berguna sebagai managemen resiko alias mencegah dari bencana.
Ingat ! Harta yang didapat dari sumber yang haram tidak boleh digunakan untuk sedekah. Jika terlanjur mendapatkan harta haram, sumbangkan ke fasilitas umum, seperti pembuatan jalan, wc umum, dsb. 

Nah, sekarang saatnya meng-hisab keuangan kita niih. Udah punya kertas dan pulpen 3 warna kan ? yuk coret-coret yuuk....
  1. Sumber Penghasilan, didapat dari mana ? Gaji ? Bisnis ? Investasi ? Tulis dengan lengkap asalnya. Kasih warna 
  2. Pengelolaan, cek harta yang kita punya. Harta dibagi 3 jenis : Harta Lancar,Investasi, dan Tidak Lancar. Harta lancar adalah jenis harta yang likuiditasnya tinggi, alias mudah dicairkan jika dibutuhkan. Misal simpanan di bank. Nah, tulis nih... disimpan dibank mana. Next, investasi. Bisa berupa Logam Mulia, Reksadana, saham, obligasi, sewa property, dsb. Yang ketiga adalah harta tidak lancar, masuk dalam kategori ini barang-barang yang memiliki nilai tinggi namun kita konsumsi, contoh : rumah tinggal, kendaraan yang digunakan, piutang yang sulit ditagih, dsb. Tulis dengan rinci semua harta yang dimiliki, nilainya, dan lembaga yang kita gunakan untuk pengelolaannya, beri warna. 
  3. Pengeluaran, nah ini adalah cash flow management kita setiap bulan nih. Jika ada hutang, hutang apa misal CC atau KTA dan dari bank mana. Trus pengeluaran konsumsi, untuk apa aja.  Tulis dengan rinci, jangan lupa kasih warna.
Buat serinci mungkin dari 3 poin diatas, lihat warna yang dihasilkan. Dominan apa ? Merah, Kuning atau Hijau ?

Yang banyak merahnya, yuk hijrah... pindahin aset ke lembaga keuangan yang syariah. Bisa pilih bank syariah, asuransi syariah, reksadana syariah, saham syariah, dsb... udah banyak kok sekarang pilihannya.

Yang dominasi kuning, hmmm... saya nih :) Hijrah aja yuk sekaliaaan... biar tenang dunia akhirat :)

Nah, finally... selamat untuk yang dominasi hijau. Anda layak dapat bintang (huehehehe)

Saya suka slogan-nya ahmadgozali berikut :
”Penghasilan itu untuk dihabiskan.... tapiii... habiskan dijalan yang benar !”

Yang setuju angkat tangaan ! yuuk mariii...... 

Selasa, 11 September 2012

Islamic Financial Check Up #1

Demi membayar hutang janji saya sama seorang teman, sebut aja Dinar, bela-belain deh nulis ini dulu sebelum tidur. Mumpung lagi inget n kepala saya masih dipenuhin dengan dunia financial setelah baca tweet-nya @Mohammad_Teguh tentang Asuransi Syariah dan Bank Syariah. Sebenernya dah lama banget nih dapet sharing tentang ini dari @ahmadgozali, sekitar bulan Juni lalu, tapi belum sempet ngerangkum. Mudah-mudahan malam ini otak saya bisa diajak kerjasama untuk nulis dan mengingat semuanyah :)

Mungkin udah pernah denger tentang Financial Check Up ? Nah kalo yang mau saya bahas disini mirip-mirip sih, tapi spesifik dilihat dari kacamata Islam. Financial Check Up serupa dengan Medical Check Up, diperlukan  untuk mengetahui kondisi keuangan kita yang sesungguhnya ? dan diambil tindakan-tindakan perbaikan bila ada yang kurang beres. Untuk melakukan Medical Check-Up kita membutuhkan (team) dokter yang masing-masing memiliki kompetensi di bidangnya. Demikian halnya dengan Financial Check-Up kita juga membutuhkan bantuan dari orang yang competent di bidangnya seperti para Financial Planner, Wealth Management Specialist, dlsb

Dalam Financial Check Up secara umum yang dihitung adalah rasio-rasio keuangan kita secara keseluruhan, masing-masing Financial Planner, Wealth Management Specialist, dlsb biasanya memiliki rumusan tersendiri. Namun secara prinsip tidak jauh berbeda. Saya pribadi menggunakan template yang saya pelajari dari QM Financial punyanya Ligwina Hananto, ditambah sedikit modifikasi yang memudahkan buat saya memaintain rasio-rasio tersebut. Secara garis besar rasio yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :
  1. Debt Ratio, atau Cicilan Hutang TIDAK BOLEH > 30%
  2. Saving Ratio antara 10 % - 30%
Jika 2 kondisi diatas ada dalam ratio yang aman, maka cash flow bulanan Insya Allah akan sehat.
Disini saya ga mau bahas panjang lebar gimana cara itung-itungan rasio itu.. bisalah dihitung sendiri dan dibuat Cash Flow Management-nya. Back to the topic, kita bahas check up dari sisi Islam aja yaah...

Jeng... jeng... *halah.. Check up dari sisi Islamic Financial dilakukan dari 2 sudut pandang : 
  1. Ratio (seperti yang sudah disinggung sedikit diatas)
  2. Sumber Income
Sebenernya kenapa sih kita perlu melakukan check up ? Garis besarnya adalah kita melakukan hisab kepada diri kita sendiri selagi masih di dunia, sebelum dihisab nanti di akhirat. Wiiii.... serem yah. Tujuannya ga lain agar kita memiliki keuangan yang sehat dan kuat secara financial namun juga tetap ada dijalan yang benar (halal maksudnya) ! Mau tajir tapi ga halal ?! Isssh jangan sampe lah ya... 

Apa aja sih yang perlu di evaluasi ? Niih 3 hal ini yang kudu diperhatiin yah :
  1. Sumber Penghasilan
  2. Pengelolaan
  3. Pengeluaran
Cara evaluasinya gimana ? Ambil kertas, pulpen dan stabilo 3 warna yuuk... Pilih warna Merah, Kuning dan Hijau... Tulisin tiap item yang kita akan bahas dibawah ini ya, dan stabillo akan kita pake untuk kasih tanda ke masing-masing item yang di evaluasi tersebut.
 
Mulai dari yang no 1 dulu :

Katanya nih, berapapun penghasilan kita TIDAK lebih penting dibandingkan dari mana penghasilan tersebut di dapat dan untuk apa digunakan... wayoooo
Sumber penghasilan itu kan bisa dari Bekerja (dari Gaji), Bisnis, dan Investasi. 
Jika Bekerja, lihat perusahaan tempat kita bekerja, bergerak dibidang apakah ? Apa produksinya ? Barang ? Jasa ? Apakah barang yang diproduksi merupakan barang haram, misal produsen minuman beralkohol dan semacamnya. Jika jasa, terutama di lembaga keuangan, ada unsur riba, judi atau yang sejenisnya kah ?
Selain lihat produksinya, lihat juga posisinya. Misal : marketing bank konvensional, ada unsur Riba dalam jasa keuangan yang diberikan, lalu jenis pekerjaannya mengajak orang untuk beli jasa tersebut. Warnanya apa hayooo ? ;)
Gimana kalo orang HRD-nya ? Naah katanya sih kalo yang ini masih bisa Kuning :)
Sekarang kalau sumber incomenya dari bisnis, yang perlu di cek adalah bagaimana bisnis tersebut dikelola, siapa supplier-nya, dan di jual kemana ? Kalau jual barang curian gimana, kan bukan kita yang nyuri ? Hehehe... sama aja penadah kan itu yah :) Yang sekarang juga lagi nge-trend nih, jualan barang KW ! Katanya siih... gak berkah tuuuuh. Ada pihak yang dirugikan soalnya, yang punya brand !
Yang ketiga, dari hasil investasi. Pastinya harus dari hasil investasi yang sesuai syariah... panjang lagi ini kalo mau dibahas. Hehehe... Cuman mau titip pesen ajah, jangan gampang tergiur sama tawaran investasi yang menjanjikan return tinggi, apalagi ga jelas bergerak dibidang apa. Kalo pas untung, kita emang dapet duit besar, tapi gak berkah ! Banyaknya malah bukan yang untung, tapi Buntung !! Untung ga dapet,modal juga ga balik... udah banyak banget case kayak gini (dan sayah heran, orang indonesia itu gak kapok-kapok sama yang beginian *tepokjidat). Kalo mau invest, pelajarin dulu deh baik-baik !

Jadi, secara summary, untuk evaluasi penghasilan hasil yang didapat itu bisa :

HALAL      : jika sumber dan cara mendapatkannya halal (sesuai syariah)
SYUBHAT : jika caranya halal tapi sumbernya meragukan, atau ada perbedaan pendapat ulama. Contoh : bekerja di pabrik rokok, makanan dan minuman non halal, bank konvensional, lembaga keuangan konvensional, dsb
HARAM     : jika sumber dan cara mendapatkannya haram

Udah dapet warna apa nih dari Sumber Penghasilan ? :)

*hoaaam... dah ngantuk n pegel. nyambung besok lagi in the next chapter yaa

Sabtu, 08 September 2012

Asuransi Jiwa


Beberapa hari lalu saya sedikit sharing tentang asuransi di twitter saya @noviatsabitha. Ternyata ada beberapa mention yang bahkan bukan dari follower saya yg bertanya tentang asuransi.. Karena keterbatasan twitter yang hanya 140karakter, saya akan sharing disini. Mudah-mudahan bermanfaat.

Asuransi adalah proteksi, yang maksudnya adalah memberikan ganti rugi jika terjadi sebuah resiko yang menimpa tertanggung. Secara general, asuransi itu ada berupa asuransi kerugian (misal : asuransi rumah, kendaraan, dsb) dan asuransi jiwa. Disini saya hanya mau bahas tentang asuransi jiwa aja yah, karena kebetulan memang saya bekerja disalah satu perusahaan asuransi jiwa asal Canada di bilangan Sudirman.

Asuransi jiwa ini dibagi dalam 2 jenis : asuransi tradisional (asuransi murni) dan asuransi modern (asuransi + investasi). Asuransi Tradisional itu ada 3 macam : Term life, Whole Life  dan Endowment. Untuk Term life & Whole life adalah asuransi jiwa murni.
Untuk term life adalah asuransi jiwa berjangka, ini preminya paling murah.
Untuk whole life adalah asuransi jiwa seumur hidup ditanggung sampai usia
99 tahun jika masih hidup sampai usia 99 tahun maka UP (Uang Pertanggungan) juga cair.
Endowment adalah gabungan asuransi jiwa murni dan tabungan yang jumlah
nominalnya digaransi dan masa pembayaran tetap dan hasil tabungan yang diberikan secara bertahap kepada klien.

Sebagian besar perusahaan asuransi saat ini memang hanya menjual asuransi non tradisional (asuransi modern) yang merupakan gabungan antara asuransi
jiwa dan unit link. Sehingga sering kali penawaran yang datang ke kita juga adalah produk unit link ini.

Lalu, apa semua orang butuh asuransi ? Jawabnya : Tidak ! Hanya orang yang memiliki nilai ekonomis saja yang perlu membeli asuransi. Maksudnya ? Maksudnya, hanya orang-orang yang bertanggung jawab sebagai pencari nafkah, dan memiliki tanggungan lah yang disarankan untuk memiliki asuransi. Misal : suami sebagai kepala keluarga, pencari nafkah utama. Kalau terjadi resiko pada dirinya maka sumber pendapatan keluarga akan hilang. Disini asuransi berperan. Uang pertanggungan yang akan dibayarkan oleh perusahaan asuransi, diharapkan dapat memberi kontribusi untuk kelangsungan hidup orang-orang yang ditinggalkan oleh tertanggung.

Gimana kalo masih single ? Nah, si single ini punya seseorang yang harus dibiayai ngga ? Misal : orang tua, ponakan, atau mungkin punya anak asuh yang udah dianggap sebagai anak sendiri ? Bisa aja kan :)
Jika punya, maka disarankan punya asuransi jiwa. Jika tidak, ya ga perlu asuransinya..

Saran saya, kalau mau beli produk asuransi, pilih asuransi tradisional. Kenapa ? Preminya Murah, Manfaatnya maksimal. Gimana kalo unit link ? Boleh aja, kalau punya uang banyaak dan ga kepake tuh uangnya :)
Soalnya, premi unit link itu mahal. Sebagian besar porsi premi yang kita bayarkan adalah untuk investasi. Jadi Uang Pertanggungan yang kita dapat pun ga seberapa. Inget, UP itu harus bisa menanggung biaya hidup ahli waris sampai setidaknya 10thn lho.. Apalagi kalau saat ini anak masih balita. Butuh 20tahunan sampai dia bisa membiayai hidupnya sendiri.

Sebenernya masih banyak nih yang mesti diulas tentang asuransi, tapi saya malah bingung mau nulis apalagi. Kuatir ngalor ngidul ga jelas.. Hahahaa

Gini aja, saya tulis poin-poin yang perlu diperhatikan kalau mau beli asuransi. Kalau ada pertanyaan boleh tulis di comment yah :)

  1. Tentukan besarnya Uang Pertanggungan yang dibutuhkan, ada hitungannya niih. Sila main ke web ini atau disini
  2. Pilih produk asuransi jiwa murni, tanya ke agen-agen penjual dari berbagai perusahaan asuransi... Udah mulai langka soalnya yg jual produk tradisional
  3. Pilih perusahaan asuransi yang terpercaya, bisa dilihat dari laporan keuangan perusahaan dan history pembayaran claim oleh perusahaan asuransi tersebut, contohnya perusahaan tempat saya kerja *promosi dikit aah :D
  4. Pilih agen yang mau mengerti dan tau apa kebutuhan kita, bukan agen yang asal jualan demi komisi
Ada pertanyaan, kalo asuransi kesehatan gimana ? Pendidikan ? Pensiun ? Unit link ? Huaaaa masih banyaaak... Nanti dibahas lain waktu yaaah... Okay... Segitu dulu. Mudah-mudahan bisa berguna :)

Selasa, 04 September 2012

Skripshit by alit susanto @shitlicious


Tadinya ga ada niat banget buat baca buku ini, saya follow sih penulisnya » @shilicious. Sempet penasaran coz ada beberapa mention yg masuk ke bliau dan menyiratkan seolah2 buku ini bagus, layak dibaca. Tapi yaaah, sejauh saya mengikuti TL nya yang nyaris cuma lucu-lucuan aja, saya urungkan niat dan menghilangkan penasaran untuk beli bukunya.

Entah jodoh atau kebetulan, pas lebaran ke rumah mertua ternyata adik ipar punya buku ini. Daripada bengong... Baca deeh...
Betul, ternyata isinya lucu-lucuan. Cerita tentang pengalaman penulis sebagai mahasiswa abadi, pengalaman hidupnya semasa jadi anak kost, sampe sekarang... Yg ternyata belom juga lulus :)
Agak-agak beda sama buku lucu-lucuan yang pernah saya baca, gaya penulisan dibuku ini terasa lebih 'smart'. Jadi bacanya udah keburu serius, eh ternyata endingnya lucu-lucuan doang.. Banyak mikir jadinya saya. Disamping lucu-lucuan itu ternyata buku ini punya moral story tentang kehidupan yang baguuuus banget. Khususnya di halaman 236 : Life is a journey dan bab selanjutnya : Sebuah Awal episode kedua.

Ini beberapa kutipan yang saya ambil dari buku tersebut, yang menurut saya bagus juga buat renungan :)


Hidup ini sebagai sebuah film, dan gue adalah aktor utamanya. Sehingga gue sadar bahwa gue harus berusaha sekeras mungkin untuk mendapatkan sebuah happy-ending. Gue nggak pengin hidup ini diisi dengan kepasrahan, seakan-akan gue ini  cuma seorang figuran yang ending-nya nggak bakal dapat apa-apa.

Gue cuma pengin kalian belajar tentang menghargai pemberian Tuhan, entah bagaimanapun bentuknya. Karena kurangnya rasa syukur, hanya akan menuntun kalian kepada kehilangan hal yang lebih besar nantinya. 

Your parents are the best parents for you, no matter how is the way they teach you, how much you hate them, coz they are chosen by God.

Apa artinya kita hidup didunia, kalau kita selalu mengandalkan keajaiban ? Hidup bakal terasa hambar. Seakan-akan kita hidup di dunia ini cuma numpang lahir, boker dan mati. I think it’s enough for miracles session. I’d find a way to create my own miracle. 

Hidup itu memang sebuah perjalanan, dan perjalanan nggak mungkin ada yang selalu mulus. Cidera adalah resiko... tapi nggak bisa jadi alasan untuk selalu minta dituntun oleh orang lain dan ngerepotin orang lain.

Hidup itu terlalu singkat untuk diisi dengan penyesalan. Belajarlah dari masa lalu, karena disanalah Tuhan memberikan banyak contekan untuk menghadapi ujian di masa depan.

Sekolah dan kampus itu bisa mendidik kita menjadi orang pintar... tapi hidup dan segala pengalaman bisa mendidik kita jadi orang benar.

Bila hidup memberimu dua pilihan yang sama-sama sulit untuk kamu pilih, satu-satunya hal yang harus kamu usahakan adalah membuat pilihan ketiga yang bisa kamu lakukan. Karena apapun yang kamu lakukan asal sesuai dengan keinginanmu, itu lebih baik daripada memilih menjalani sebuah pilihan yang salah ! 

In the end... pesan dari alit adalah :

Hidup ini bagai skripsi... banyak bab dan revisi yang harus dilewati. Tapi akan selalu berakhir indah... bagi mereka yang pantang menyerah !




World Hijab Day

Baru tau kalo ada peringatan yang namanya #WorldHijabDay… Norak yah saya ? :) Yes, today is #WorldHijabDay… Awalnya ga tau gimana cerita or sejarahnya. Yg pasti di twitter rameee banget memperingati hari ini. Eeh finally ketemu ini di Wolipop. Lumayan, nambah wawasan :)
Saya jadi inget pengalaman saya dan keputusan saya menggunakan hijab beberapa tahun lalu.
Sebenernya saya udah pengen pake hijab sejak SMA, tahun berapa itu yah… O ya, sekitar 1994 – 1996. Sebandel-bandelnya saya, nanti diceritain di chapter yg lain :D, saya masih suka ikutan acaranya anak-anak rohis lhoo..

Waktu itu alasannya ga terlalu kuat juga sih, cuman pengen ikutan temen ajah. Eh ndilalah ga diijinin juga sama ibu, kuatir susah dapet kerja katanya. Ya sudah nurut aja deh. Seiring berjalannya waktu, jadi lupa deh sama keinginan itu. Lagipula jaman dulu jilbabers itu bajunya gitu-gitu aja kan, ga modis ! Mana saya tertarik ?
Sehari-hari, saya senengnya tampil modis, keren, dan uptodate untuk urusan fashion, pluus sexy :p
Modal saya banget tuh soalnya. Saya ga cantik, tapi teman-teman saya bilang body saya bagus. Dan kebetulan banget saya orangnya pede-an. Jadi style baju macam apa aja cocok dibadan saya. Favorit saya : celana/rok pendek, tank top, tali satu, kemben, celana hipster, pokoknya model-model busana kurang bahan gitu deh :D Kalo ga minim, ketat.. Ga jauh-jauh deh pokoknya. Parahnya lagi, saya demen banget jadi pusat perhatian. Soo… Pake baju sexy pastinya jadi pusat perhatian kan ? :)

Sampe suatu saat ada momen dimana saya mulai berpikir. Berhijab adalah sebuah kewajiban/hutang saya sama Allah. Dan harus saya bayar/jalankan ! Tapi yaah, secara saya anak gaul yang hobinya kelayapan, niat untuk berhijab urung terus dilakukan. Padahal waktu itu saya sudah bekerja. Sudah ga ada lagi halangan/kendala kalau saya mau berhijab. Eh ada satu lagi dink, saya belom nikah ! Hehe… Jadi excuse-nya : ntar aja jilbab-an kalo dah punya suami :p
Suatu hari di tahun 2004, saya ketampar sama sebuah peristiwa. Salah seorang teman meninggal dunia diusia yang masih sangat muda. Usianya hanya terpaut 1thn dengan saya. Proses meninggalnya pun sangat cepat, sakit selama 1minggu dan kemudian dipanggil oleh Nya. Keluarganya sangat terpukul, dan mendadak “insyaf”. Sang adik tiba2 memutuskan untuk berhijab dan dia jadi semakin dekat dengan saya karena kepergian kaka nya.

Saya berpikir, usia manusia sungguh tidak bisa diduga. Dan si adik ini, dia masih sangat labil dan diusianya yg masih sangat muda sudah berani berkeputusan untuk berhijab. Sementara saya ?
Sampai pada suatu hari, ada ceramah ramadhan di Surau Kita oleh bunda Ratih Sang, yang kebetulan isinya lebih kepada sharing session mengapa beliau meninggalkan dunia modeling dan memutuskan berhijab. Hidayah rupanya datang pada saya saat itu. Sharing tersebut cukup membuat saya menangis dan tidak bisa tidur berhari-hari mengingat dosa dan kematian. Ya.. Saya takut mati sebelum membayar hutang/kewajiban saya untuk berhijab.

Akhirnya, tepat dihari lebaran tahun 2004, saya lupa itu tanggal berapa tepatnya yah ? Ada yang inget ? :D
Saya sengaja berbusana muslim lengkap sepanjang hari. Ga ketara kan ? Hehe… Sengaja, cari moment :)
Galau itu dimulai ketika besoknya saya mau ikut keluarganya si adik teman tadi untuk mudik. Galau antara bawa kerudung dan baju panjang, atau celana pendek dan tank top ? Hihiihi
Untung setan belom dateng lagi untuk menjerumuskan saya. Disamping karena emang udah niat, yaah nekat juga sih sebenernya. Soalnya saya ga punya baju yang pantas ! Tau dong koleksi baju saya kayak apa ;)
Mudik bermodalkan baju-baju n kerudung adik saya yang kebetulan emang udah pake duluan… Modal minjem semua deh tuh yah. Yang penting, jadi pake kerudung !
Agak-agak worry juga ama respon temen-temen. Anak gaool gitu lho ! :D
Komen-komen ini nih yang saya pernah dapet :
  • Haah, ga salaah ?! Iblis pake kerudung ?
  • Gw pikir lo kerudungan karena kondangan di mesjid, taunya beneran tooh ?! *ssst.. Kalo yg ini dia beneran surprise soalnya seminggu sebelum ketemu saya dengan kerudung, sempet ketemu saya diangkot masih dengan tanktop dan celana hipster :D
  • Waaah… Ga bisa disco lagi dong kita ?
  • Hmm… Kita masih bisa asik temenan ga yah ?
  • Lo mau dicoret dari genk Z, apa tetep mau ikutan ? *huhuhu, saya milih tetep ikutan doooong… Walopun konsekwensinya ga ke semua tempat saya bisa ikut
  • Heeh, house music lo tuh ga pantes ama jilbab ! *nyengir… Secara masih suka puter beginian keras-keras :p
Yang positif, cuman atu : iiih kiting… Gw duluan yang pengen, malah lo duluan yang pake (ini komen orang-orang yg lebih alim dari sayah… Hihihii)
Alhamdulillah… Ga ada satupun teman-teman yang ngejauhin saya karena saya memutuskan berhijab. Seperti biasa ajaa… Cumaan, ya itu… Saya ga bisa lagi ketempat-tempat yang ga pantas buat orang berkerudung. Disco, cafe, bilyard, dadagh bye bye deh… Pernah suatu kali maksain ikut ke salah satu kafe di Kemang, jadinya malah saya risih sendiri. Perubahan yang baik kan ? :)
So far, saya baru berkerudung aja.. Pakaian masih belom bener-bener syar’i n sesuai pakem. Setelah 8thn ini, insya allah akan beranjak kesana. Koleksi baju mulai diganti.. Pake kaos kaki. Dan insya allah juga meluruskan hati dan menjaga adab dalam pergaulan… Doakan yaaa…

Senin, 03 September 2012

Sophie Kinsella, my fav chicklit collection

Dah lama banget pengen update blog, ide cerita bertebaran dikepala sampe bingung mau nulis yang mana dulu. Eeh begitu ada kesempatan buka laptop, malah bingung mau nulis apa :D


Cerita tentang hobi saya aja dulu deh yah. Nah, salah satu hobi saya itu adalah baca. Baca apaaa aja... Dari buku-buku yang serius sampe novel-novel ringan alias chiclit. Bahkan kadang koran pembungkus makanan juga saya baca isinya :p

Khusus untuk chiclit, saya punya penulis favorit, yaitu : Sophie Kinsella.. Pernah denger ? Saya pertama kali tau Sophie Kinsella di Chiclit yang judulnya : Confession of a Shopaholic alias Pengakuan si Gila Belanja. Judulnya menggelitik banget, soalnya pada saat itu saya lagi galau dengan kebiasaan saya belanja tanpa mikir, dan udahannya nyeseel ! (apalagi kalo belanjanya modal gesek Kartu Kredit :D ) Yup, saya si Impulsif Buyer ! *malu *tutupmuka

Back to the book. Buku ini lucu bangeet.. Asli kocak, cenderung gokil dan ga masuk akal. Tokoh utamanya adalah Rebecca Bloomwood, seorang penulis di sebuah tabloid keuangan tapi ternyata sama sekali ga punya pengetahuan tentang dunia financial. Bahkan ironisnya, memiliki sejuta masalah keuangan yang pelik. Masalah demi masalah yang dihadapi, dan bagaimana cara 'becky' menanganinya bikin saya nahan nafas ikutan panik dan geleng-geleng kepala ga habis pikir. Cara yang diambil selalu diluar dugaan tapi ternyata endingnya cantik.

Awalnya ga kepikir untuk koleksi serialnya. Bermula ketika saya ulang tahun (yang keberapa itu yah? hmmm lupa deeh... sekitar tahun 2005an kalo ga salah) Salah seorang sahabat, Ika Laily, menghadiahi seri ke3 yang berjudul 'Shopaholic Ties the Knot' or in bahasa : si gila belanja akhirnya kawin juga. Modus banget dia kasih saya buku ini... dia bilang "buruan vie, nikah !! jangan pacaran muluuu..." Hihihihi... coba yah itu anak. Bosen kali liat temennya cuek bener ama urusan nikah :)

Gara-gara lompat seri, akhirnya malah saya lengkapin aja sekalian... Dan saya ga pernah mau ketinggalan serialnya shopaholic ini, Must have item pokoknya ! :)



Tokoh 'becky' ini membuat saya serasa 'ngaca'.. Kepribadiannya ga jauh beda dengan saya. That's way saya jatuh cinta pada serial ini. Karena kecintaan saya pada serial Shopaholic, pada akhirnya saya jadi pecinta buku-buku Sophie Kinsella yang lainnya juga. Ini beberapa yg saya koleksi.



Walaupun sebenernya dari semua buku tersebut pola ceritanya mirip-mirip dan tokoh utamanya memiliki karakter yang 'khas'... Buat saya, buku-buku tsb selalu asyik dibaca untuk refreshing dan menghilangkan penat.

Baru-baru ini, saya ga kebagian beli buku barunya yang berjudul 'Twenties Girl'.. Dicari ke Gramed mana aja kosong terus. Finally, pinjam sama temen yang sama-sama pencinta Sophie Kinsella. Penasaran soalnyah...


Gak disangka, buku ini 'beda' ! Ada cerita hantunya hihihi... Karakter tokoh utama ga lagi setipe dengan 'becky', si tokoh lebih tenang dan lebih dewasa. Ada sebuah pesan moral sangat bagus yang bisa diambil disana. Si hantu yg meninggal di usia 105 tahun, selama hidup 'tidak' menorehkan prestasi apapun. Meninggal dlm kesendirian, dilupakan, dan tidak memiliki apapun untuk dikenang. Setelah dia menjadi hantu karena sebuah alasan, dibantu oleh si tokoh utama, pada akhirnya ditemukan bahwa dia memiliki prestasi dan sebuah karya yang sungguh luarbiasa dan bernilai untuk banyak orang.

Pesan moral yang bisa saya ambil dari cerita ini : 'umur panjang tidak akan berarti apapun tanpa prestasi yang diukir semasa kita hidup'

Akan seperti apakah kita dikenang setelah Allah memanggil kita nanti ?

Pelajaran hidup ternyata tetap bisa didapat dari sebuah bacaan ringan yang sering disepelekan oleh banyak orang. Thank you Sophie... I love your books

Senin, 27 Agustus 2012

Mau Dibawa Kemana Anakmu?

Tulisan ini saya ambil dari blog-nya kakek Jamil Azzaini seorang inspirator Sukses Mulia yang banyak sekali menginspirasi hidup saya. Saya sengaja copas disini, sebagai Reminder untuk saya pribadi dalam menjalankan peran saya sebagai seorang ibu. Let's cekidot...

===================================================================
Dua malam lalu anak-anak saya yang di Bogor saya ajak bertemu teman-teman saya. Malam pertama, mereka saya ajak bertemu mas @Jayteroris. Malam kedua, mereka saya ajak jumpa oom @ImamSuyono dan mas @Ivanlaksana. Begitulah orang tua saya mengajarkan, “Ajaklah anak-anakmu kenal dengan teman-teman baikmu.”


Yang membuat saya terharu dan bahagia, begitu sampai rumah Izul (anak saya yang bungsu sekarang kelas 4 SD) selalu langsung sholat tarawih 11 rakaat sendiri. Tanpa komando dan tanpa diminta. Saya yakin, bila Anda melihat anak Anda seperti itu pasti bahagia seperti apa yang saya rasakan.

Namun, apakah itu berarti saya berhasil mendidik anak saya? Belum tentu. Bagi saya, keberhasilan mendidik anak-anak bukan dilihat saat mereka masih anak-anak tetapi setelah mereka punya anak, alias sudah dewasa. Pendidikan anak adalah proses panjang dalam rangka menyiapkan bekal untuk menjalani kehidupan.

Mendidik anak bukanlah perihal tentang agar mereka menjadi “juara” di kelas. Tetapi yang lebih tepat adalah menyiapkan mereka agar kelak menjadi “juara” dalam kehidupan. Pelajaran apa yang seharusnya diberikan? Bagi saya, anak-anak seharusnya setidaknya dibekali tiga hal.

Pertama, siapkan agar mereka kelak menjadi generasi 5-Ber yaitu: Ber-iman, Ber-ilmu, Ber-amal sholeh, Ber-syukur dan Ber-sabar. Iman adalah pondasi yang harus dimiliki seorang anak. Ilmu adalah bekal menjalani hidup. Amal sholeh adalah pembuktian iman dan ilmu yang dipahami. Selalu bersyukur saat mendapat nikmat dan bersabar saat ada derita, musibah dan kegagalan.

Kedua, menyiapkan mereka menjadi pasangan yang ideal. Bila anak kita laki-laki, siapkan mereka menjadi suami dan ayah yang bertanggungjawab dan berkelas. Bila anak kita perempuan, siapkan mereka menjadi istri dan ibu yang tangguh tapi tetap lembut. Pelajaran ini tidak mereka dapatkan di sekolah, tugas kita sebagai orang tua yang mendidik mereka.

Ketiga, siapkan mereka menjadi pemimpin yang berkarakter. Menjadi pemimpin masyarakat tidak boleh prosesnya “karbitan” harus dimulai sejak mereka anak-ana. Pemimpin “karbitan” itu menyebabkan mereka bermental transaksional saat memimpin. Pemimpin itupun tidak memiliki visi yang jelas, komitmen untuk berjuang demi rakyat hanya menjadi bahan kampanye tetapi miskin bukti. Menyiapkan tanggungjawab ini bukan tugas politisi tetapi tugas kita sebagai orang tua.

Jangan biarkan anak-anak kita tumbuh tanpa arah yang jelas. Nah, ke arah mana anak Anda akan Anda bawa?

Salam SuksesMulia!

Jumat, 17 Agustus 2012

Dirgahayu Indonesia 67th... MERDEKA itu ?


Dari abis subuh tadi kepala udah terasa berat, rasanya pengen tidur lagi. Ngubek-ngubek TL, malah bikin makin melotot...  banyak yang menarik berseliweran di lini masa :) Khususnya terkait hari ini, hari yang bersejarah buat negaraku, Indonesia.

Jumat, Ramadhan, 17 Agustus, diwaktu yang sama 67 tahun yang lalu, bangsa ini memproklamirkan hari kemerdekaannya. Merdeka dari penjajahan Belanda, yang sudah berlangsung selama 350 tahun !  Sebuah angka yang cukup besar bukan ?  Ga heran kalau karakter dan mental orang indonesia kebanyakan masih sangat dipengaruhi oleh penjajahan ini. 

Sebenernya saya juga baru tau dan sadar beberapa tahun belakangan, disaat galau atas kesemrawutan yang terjadi di negeri ini. Khususnya setelah era reformasi, 1998. Banyak hal yang terjadi yang sering kali membuat saya tidak habis pikir, mengapa orang indonesia bisa sangat mudah melakukan hal-hal ‘nista’ dan menghancurkan negerinya sendiri ? Negeri ini sudah demikian terpuruk dan masih saja, bahkan banyak, orang yang mengambil kesempatan, menyalahgunakan jabatan, demi kepentingan pribadi dan keluarganya ?! Sungguh tidak punya hati...

Yuk kita sama-sama berdoa, supaya segera kita bisa mendapatkan pemimpin-pemimpin yang Amanah, Jujur dan Adil. Yang mau berjuang untuk kemajuan bangsa ini. Optimis aja bahwa orang-orang tersebut masih ada di negeri ini... walaupun langka :)
Saya pribadi, hanya bisa berdoa, berharap, dan mencoba melakukan yang terbaik yang bisa saya lakukan untuk diri saya, keluarga, orang-orang disekitar saya, dan semoga ada efek juga ke negara ini. Meraih kemerdekaan yang sesungguhnya, dimulai dari lingkungan terkecil terlebih dahulu. Diri sendiri, keluarga, sekitar dan seterusnya. 

Merdeka buat saya adalah : 
  1.  Tidak kuatir dan kekurangan secara materi, semua kebutuhan dapat terpenuhi dengan baik.  Rejeki berlimpah agar bisa di share ke yang kekurangan.
  2. Bisa menjalankan ibadah tanpa hambatan dan ketakutan
  3. Bisa menjalankan aktifitas dan kegiatan-kegiatan yang saya sukai, tanpa keterbatasan waktu
  4. Tidak ada lagi orang-orang yang kekurangan disekitar saya, kekurangan makan,kekurangan biaya untuk sekolah, kekurangan biaya untuk berobat, dsb
  5. Menjadi insan mandiri, tidak bergantung pada pemerintah, bahkan bisa memberikan kontribusi sebesar-besarnya untuk kemajuan negeri ini
Salam ACI !!
Aku Cinta Indonesia

Minggu, 22 Juli 2012

Q & A tentang MLM menurut Ahmad Gozali

Pernah dengar perencana keuangan yang bernama Ahmad Gozali ? Beliau adalah salah satu Wealth Optimizer favorit saya. Belum lama ini saya membeli salah satu buku beliau yang berjudul "70 Solusi Keuangan"

Ternyata di Bab IV - mengenai Bisnis dan Kewirausahaan - ada beberapa bahasan tentang MLM. Saya akan sharingkan disini poin-poin nya :
  1. Biasanya MLM tidak memerlukan modal besar, namun secara tidak langsung membutuhkan kesetiaan Anda pada produk dan pembeliannya. Sehingga mau tidak mau Anda harus terus berbelanja. Belum lagi jika harus mengejar tutup poin sehingga sering kali harus memaksakan diri untuk belanja agar bisa mencapai poin yang ditargetkan. Untuk tahap awal, belanja yang Anda lakukan biasanya akan lebih besar jika dibandingkan bonus yang diperoleh. Baru setelah jaringan anda berkembang dengan baik, MLM tsb akan memberikan bonus yang lebih besar dari belanja yang dilakukan. Anda harus bersabar beberapa waktu sampai bisa memberikan hasil yang diinginkan
  2. Jika anda memiliki bisnis ritel yang lain, pilih MLM yang menjual produk sehari-hari dan MLM tersebut melarang penjualan display di toko.Sehingga bisnis ritel anda bisa sejalan dan saling mendukung dengan MLM anda. Karena dengan bisnis ritel, anda akan berhubungan dengan banyak konsumen. Dan konsumen pada bisnis ritel anda adalah calon konsumen pada bisnis MLM anda. Demikian sebaliknya sehingga anda tidak perlu bersusah payah mencari prospek konsumen untuk usaha MLM maupun usaha ritelnya.
  3. Dari sisi syariat, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum memutuskan untuk terjun ke bisnis MLM. Antara lain :
  4. Pertama, yaitu produknya. Sering kali, MLM yangg berasal dari luar negeri memasarkan produk buatan negara tsb. Ini tentu saja harus di cek lagi, apakah sudah memenuhi standar kesehatan dari depkes dan ada label halalnya. Produk yang dipasarkan haruslah sudah jelas harganya pada saat transaksi. Harganya pun tidak boleh menzalimi peserta dengan harga yang sangat tinggi, sehingga tidak sebanding dengan kualitasnya
  5. Kedua, yaitu sistemnya. Bonus yang diberikan haruslah diberikan secara adil sesuai dengan kerja masing-masing peserta. Bukan bergantung dari lama atau barunya ia menjadi peserta MLM tsb. Masalah penentuan bonus ini juga harus jelas ditentukan dimuka, bagaimana mekanisme perhitungannya. Dan juga harus transparan dan dapat dihitung dengan jelas pada saat pelaksanaannya.
  6. Yang paling penting untuk diperhatikan, harus ada transaksi jual beli barang atau jasa riil yang mendasari bisnis ini. Hal inilah yang membedakannya dengan money game atau arisan berantai. Pada arisan berantai, sistemnya adalah downline menyetor uang kepada upline. Walaupun ada barang yang dilibatkan, biasanya hanyalah sebagai bonus yang tidak seberapa nilainya atau kamuflase saja agar tidak terlalu ketara sebagai arisan berantai. Ini sudah jelas zalim karena yang ikut belakangan akan membayar bonus kepada yang ikut duluan, dan begitu seterusnya sampai tidak ada yang mau ikut.
  7. Setiap MLM memiliki sistem yang berbeda-beda. Tapi kunci sukses untuk menjalankan bisnis ini adalah kerja keras dalam membangun jaringan penjualan. Jika sistemnya jujur, bisnis ini memang bisa memberikan keuntungan yang sangat besar.
  8. Tapi kalau mengharap bahwa bisnis ini bisa dikerjakan tanpa harus banyak keluar rumah, saya rasa tidak juga. Mau tidak mau, andakan harus sering keluar rumah untuk bisa membangun jaringan pemasaran yang baik. Hanya saja, anda bisa menentukan sendiri jadwal kerja anda sehingga tidak harus mengganggu aktivitas di rumah.
  9. Saran saya, minta teman yang memprospek anda untuk ikut MLM agar menjelaskan sistemnya. Minta ia untuk benar-benar menjelaskan mekanisme bonus dan cara kerja untuk sukses, bukan cuma pengalaman yang sudah berhasil saja. Kalau anda masih belum jelas juga dengan penjelasan yang diberikan olehnya, sebaiknya anda tidak usah bergabung. Karena bisa jadi, ketidakjelasan ini karena kurang transparannya sistem MLM tersebut. Tapi kalau anda merasa sudah cukup jelas dan tidak bertentangan dengan pertimbangan di atas, kenapa tidak dicoba.
  10. Setidaknya ada 3 pendapat mengenai bisnis MLM menurut para ulama. Yaitu pendapat yang mengharamkan, menghalalkan dengan beberapa persyaratan, dan menganggapnya syubhat (meragukan)
  11. Pendapat yang mengharamkan menganggap bahwa sistem berjualan berjenjang yang diterapkan dalam bisnis MLM tidak sesuai dengan syariat islam. Karena para member MLM menjual barang yang bukan miliknya melainkan milik perusahaan supplier atau perusahaan MLM. Upline menjual pada downline dan seterusnya, padahal barangnya sendiri tidak mereka beli atau tidak mereka miliki.
  12. Pendapat kedua menganggap bahwa MLM bisa saja dianggap halal selama tidak melanggar syariat. Ada dua poin besar yang perlu diperhatikan yaitu produknya dan sistemnya. Produknya tentu saja harus halal. Harga produknya pun sudah jelas diawal dan tidak merugikan konsumen, yaitu terlalu mahal dibandingkan produk sejenis yang dijual bebas. Selain itu yang perlu diperhatikan juga yaitu sistem MLMnya. Misalnya saja mekanisme bonusnya, harus dipastikan bahwa yang mendapat bonus adalah yang bekerja lebih keras, bukan yang bergabung lebih awal. Dari sinilah kemudian muncul berbagai MLM dengan imbuhan syariah
  13. Pendapat ketiga menganggap syubhat, karena melihat adanya perbedaan pendapat dan terlebih karena melihat dampak negatif yang terjadi pada beberapa kasus. MLM bisa memberikan dampak obsesi yang berlebihan terhadap harta dan sering kali membuat membernya lupa daratan.
  14. Semakin bertumbuhnya bisnis MLM di Indonesia menunjukan bisnis ini mempunyai prospek yang cukup cerah di Indonesia. Alasannya, makin berkembangnya naluri wirausaha saat ini membuat orang berlomba-lomba keras untuk masa depan yang lebih baik. Kemudian budaya persahabatan dan networking di Indonesia memungkinkan bisnis MLM yang tumbuh dari jaringan dapat berkembang pesat. Faktor pendukung lain ditengah jumlah pengangguran di Indonesia yang semakin membengkak,maka bisnis ini bisa menjadi solusi karena mampu menciptakan kesempatan kerja yang luas.
  15. Pilihlah MLM yang tergabung dalam APLI (Asosiasi Penjual Langsung Indonesia). APLI adalah sebuah asosiasi yang mewadahi berbagai MLM. Belum bakunya aturan hukum di Indonesia dalam mengatur penjualan langsung juga mendorong kebutuhan diantara MLM menciptakan bersama aturan dan kode etik yang disepakati bersama. Perusahaan yang ingin bergabung dalam APLI harus memenuhi sejumlah persyaratan tadi dan kemudian mendapat sertifikasi. Mereka yang menjadi anggota APLI hanyalah perusahaan yang dianggap betul-betul memenuhi syarat sebagai perusahaan penjual langsung. Karena itulah, lewat APLI kita juga bisa mengenali mana perusahaan yang MLM mana yang bukan. Maklum, saat ini juga ada banyak perusahaan yang bukan MLM namun ikut mengaku-ngaku sebagai MLM untuk menarik dana dari masyarakat
  16. Bila anda ingin memiliki pembeli atau member yang terus datang berulang kepada anda, pilihlah perusahaan yang menyediakan tidak hanya barang dan jasa yang spesifik saja, tetapi perusahaan yang menyediakan barang dan jasa yang banyak dan bervariasi. Dan kalau perlu, yang memberikan jaminan atas kualitas barang dan jasa yang dijualnya atau jaminan penggantian bila produk cacat, dsb
  17. Pilihlah perusahaan yang para distributornya memiliki sistem keberhasilan untuk bisa sukses, dimana sistem tersebut sebaiknya harus sudah teruji dan terbukti mampu mencetak banyak orang menjadi berhasil. Idealnya, sistem tersebut hendaknya bisa dijalankan oleh orang dari berbagai macam latar belakang usia, pekerjaan, pendidikan, jenis kelamin, bahkan oleh mereka yang tidak pernah berbisnis sama sekali. Sistem yang baik, biasanya juga menyediakan alat-alat bantu usaha seperti buku-buku kepribadian, kaset-kaset motivasi dan teknik, serta pertemuan-pertemuan yang bisa dihadiri
  18. Salah satu hal yang menunjukan kebonafiditasnya adalah bisnis ini diterima secara internasional, apakah ada konferensi internasional dari perusahaan untuk mendorong pertumbuhan distributor-distributornya, penjelasan tentang visi dan misinya bagi kesejahteraan perusahaan dan jaringan distributornya.
Ok... 18 poin yang bisa saya rangkum dari buku tersebut. Mudah-mudahan bisa menjadi masukan buat teman-teman yang saat ini sedang melirik bisnis MLM. 

Ingin tau tentang MLM saya ? silahkaan kontak saya yah :)

Novia
082122753257 -02190606019
noviatsabitha@gmail.com