Laman

Rabu, 19 September 2012

Islamic Financial Check Up #2

Huaaa udah satu minggu aja dari posting terakhir. Padahal niatnya cuma pending sehari... maapkeeeen. Kita langsung aja deh ya.
Menyambung penjelasan di chapter #1 tentang sumber penghasilan, kali ini kita mau bahas poin berikutnya yaitu Pengelolaan dan Pengeluaran.

2. Pengelolaan
Pengelolaan yang dimaksud disini adalah bagaimana penghasilan yang sudah kita dapatkan tersebut dikelola sesuai prinsip syariah. Dalam pengelolaan penghasilan keluarga, disarankan agar harta suami dan istri dipisah. Kenapa ? Karena masalah ahli waris. Bisa jadi ahli waris suami berbeda dengan ahli waris istri. Contoh : suami pernah menikah dan memiliki anak dari pernikahan sebelumnya. Anak dari suami tersebut berhak atas warisannya suami. Sehingga sangat penting untuk memisahkan mana harta isti dan mana harta suami.
Dalam masalah keuangan ada hak dan kewajiban suami istri, hal tersebut harus dibicarakan baik-baik agar tidak menimbulkan perselisihan kedepannya. Ada quote bagus “ Financial Planning adalah urusan saya dan masa depan saya “ sooo.... mulai diatur yuuk financialnya ;)

3. Pengeluaran
Pengeluaran biasanya dibagi dalam pos-pos pengeluaran sebagai berikut :
Sosial, Hutang, Investasi, dan Konsumsi
Ketika penghasilan didapatkan, langsung buat cash flow management untuk mengatur pengeluaran sesuai pos-pos tersebut. Dalam pos sosial termasuk diantaranya Zakat dan Sedekah. Zakat 2,5%, Sedekah usahakan minimal 10%. Sisanya, sebar dalam 3 pos pengeluaran yang tadi.
Kenapa sedekah itu penting ? Dari sisi penghasilan, sedekah berfungsi sebagai Katalis Penghasilan. Dari sisi Pengeluaran, sedekah mencegah pemborosan. Dari sisi aset, sedekah berguna sebagai managemen resiko alias mencegah dari bencana.
Ingat ! Harta yang didapat dari sumber yang haram tidak boleh digunakan untuk sedekah. Jika terlanjur mendapatkan harta haram, sumbangkan ke fasilitas umum, seperti pembuatan jalan, wc umum, dsb. 

Nah, sekarang saatnya meng-hisab keuangan kita niih. Udah punya kertas dan pulpen 3 warna kan ? yuk coret-coret yuuk....
  1. Sumber Penghasilan, didapat dari mana ? Gaji ? Bisnis ? Investasi ? Tulis dengan lengkap asalnya. Kasih warna 
  2. Pengelolaan, cek harta yang kita punya. Harta dibagi 3 jenis : Harta Lancar,Investasi, dan Tidak Lancar. Harta lancar adalah jenis harta yang likuiditasnya tinggi, alias mudah dicairkan jika dibutuhkan. Misal simpanan di bank. Nah, tulis nih... disimpan dibank mana. Next, investasi. Bisa berupa Logam Mulia, Reksadana, saham, obligasi, sewa property, dsb. Yang ketiga adalah harta tidak lancar, masuk dalam kategori ini barang-barang yang memiliki nilai tinggi namun kita konsumsi, contoh : rumah tinggal, kendaraan yang digunakan, piutang yang sulit ditagih, dsb. Tulis dengan rinci semua harta yang dimiliki, nilainya, dan lembaga yang kita gunakan untuk pengelolaannya, beri warna. 
  3. Pengeluaran, nah ini adalah cash flow management kita setiap bulan nih. Jika ada hutang, hutang apa misal CC atau KTA dan dari bank mana. Trus pengeluaran konsumsi, untuk apa aja.  Tulis dengan rinci, jangan lupa kasih warna.
Buat serinci mungkin dari 3 poin diatas, lihat warna yang dihasilkan. Dominan apa ? Merah, Kuning atau Hijau ?

Yang banyak merahnya, yuk hijrah... pindahin aset ke lembaga keuangan yang syariah. Bisa pilih bank syariah, asuransi syariah, reksadana syariah, saham syariah, dsb... udah banyak kok sekarang pilihannya.

Yang dominasi kuning, hmmm... saya nih :) Hijrah aja yuk sekaliaaan... biar tenang dunia akhirat :)

Nah, finally... selamat untuk yang dominasi hijau. Anda layak dapat bintang (huehehehe)

Saya suka slogan-nya ahmadgozali berikut :
”Penghasilan itu untuk dihabiskan.... tapiii... habiskan dijalan yang benar !”

Yang setuju angkat tangaan ! yuuk mariii...... 

Selasa, 11 September 2012

Islamic Financial Check Up #1

Demi membayar hutang janji saya sama seorang teman, sebut aja Dinar, bela-belain deh nulis ini dulu sebelum tidur. Mumpung lagi inget n kepala saya masih dipenuhin dengan dunia financial setelah baca tweet-nya @Mohammad_Teguh tentang Asuransi Syariah dan Bank Syariah. Sebenernya dah lama banget nih dapet sharing tentang ini dari @ahmadgozali, sekitar bulan Juni lalu, tapi belum sempet ngerangkum. Mudah-mudahan malam ini otak saya bisa diajak kerjasama untuk nulis dan mengingat semuanyah :)

Mungkin udah pernah denger tentang Financial Check Up ? Nah kalo yang mau saya bahas disini mirip-mirip sih, tapi spesifik dilihat dari kacamata Islam. Financial Check Up serupa dengan Medical Check Up, diperlukan  untuk mengetahui kondisi keuangan kita yang sesungguhnya ? dan diambil tindakan-tindakan perbaikan bila ada yang kurang beres. Untuk melakukan Medical Check-Up kita membutuhkan (team) dokter yang masing-masing memiliki kompetensi di bidangnya. Demikian halnya dengan Financial Check-Up kita juga membutuhkan bantuan dari orang yang competent di bidangnya seperti para Financial Planner, Wealth Management Specialist, dlsb

Dalam Financial Check Up secara umum yang dihitung adalah rasio-rasio keuangan kita secara keseluruhan, masing-masing Financial Planner, Wealth Management Specialist, dlsb biasanya memiliki rumusan tersendiri. Namun secara prinsip tidak jauh berbeda. Saya pribadi menggunakan template yang saya pelajari dari QM Financial punyanya Ligwina Hananto, ditambah sedikit modifikasi yang memudahkan buat saya memaintain rasio-rasio tersebut. Secara garis besar rasio yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :
  1. Debt Ratio, atau Cicilan Hutang TIDAK BOLEH > 30%
  2. Saving Ratio antara 10 % - 30%
Jika 2 kondisi diatas ada dalam ratio yang aman, maka cash flow bulanan Insya Allah akan sehat.
Disini saya ga mau bahas panjang lebar gimana cara itung-itungan rasio itu.. bisalah dihitung sendiri dan dibuat Cash Flow Management-nya. Back to the topic, kita bahas check up dari sisi Islam aja yaah...

Jeng... jeng... *halah.. Check up dari sisi Islamic Financial dilakukan dari 2 sudut pandang : 
  1. Ratio (seperti yang sudah disinggung sedikit diatas)
  2. Sumber Income
Sebenernya kenapa sih kita perlu melakukan check up ? Garis besarnya adalah kita melakukan hisab kepada diri kita sendiri selagi masih di dunia, sebelum dihisab nanti di akhirat. Wiiii.... serem yah. Tujuannya ga lain agar kita memiliki keuangan yang sehat dan kuat secara financial namun juga tetap ada dijalan yang benar (halal maksudnya) ! Mau tajir tapi ga halal ?! Isssh jangan sampe lah ya... 

Apa aja sih yang perlu di evaluasi ? Niih 3 hal ini yang kudu diperhatiin yah :
  1. Sumber Penghasilan
  2. Pengelolaan
  3. Pengeluaran
Cara evaluasinya gimana ? Ambil kertas, pulpen dan stabilo 3 warna yuuk... Pilih warna Merah, Kuning dan Hijau... Tulisin tiap item yang kita akan bahas dibawah ini ya, dan stabillo akan kita pake untuk kasih tanda ke masing-masing item yang di evaluasi tersebut.
 
Mulai dari yang no 1 dulu :

Katanya nih, berapapun penghasilan kita TIDAK lebih penting dibandingkan dari mana penghasilan tersebut di dapat dan untuk apa digunakan... wayoooo
Sumber penghasilan itu kan bisa dari Bekerja (dari Gaji), Bisnis, dan Investasi. 
Jika Bekerja, lihat perusahaan tempat kita bekerja, bergerak dibidang apakah ? Apa produksinya ? Barang ? Jasa ? Apakah barang yang diproduksi merupakan barang haram, misal produsen minuman beralkohol dan semacamnya. Jika jasa, terutama di lembaga keuangan, ada unsur riba, judi atau yang sejenisnya kah ?
Selain lihat produksinya, lihat juga posisinya. Misal : marketing bank konvensional, ada unsur Riba dalam jasa keuangan yang diberikan, lalu jenis pekerjaannya mengajak orang untuk beli jasa tersebut. Warnanya apa hayooo ? ;)
Gimana kalo orang HRD-nya ? Naah katanya sih kalo yang ini masih bisa Kuning :)
Sekarang kalau sumber incomenya dari bisnis, yang perlu di cek adalah bagaimana bisnis tersebut dikelola, siapa supplier-nya, dan di jual kemana ? Kalau jual barang curian gimana, kan bukan kita yang nyuri ? Hehehe... sama aja penadah kan itu yah :) Yang sekarang juga lagi nge-trend nih, jualan barang KW ! Katanya siih... gak berkah tuuuuh. Ada pihak yang dirugikan soalnya, yang punya brand !
Yang ketiga, dari hasil investasi. Pastinya harus dari hasil investasi yang sesuai syariah... panjang lagi ini kalo mau dibahas. Hehehe... Cuman mau titip pesen ajah, jangan gampang tergiur sama tawaran investasi yang menjanjikan return tinggi, apalagi ga jelas bergerak dibidang apa. Kalo pas untung, kita emang dapet duit besar, tapi gak berkah ! Banyaknya malah bukan yang untung, tapi Buntung !! Untung ga dapet,modal juga ga balik... udah banyak banget case kayak gini (dan sayah heran, orang indonesia itu gak kapok-kapok sama yang beginian *tepokjidat). Kalo mau invest, pelajarin dulu deh baik-baik !

Jadi, secara summary, untuk evaluasi penghasilan hasil yang didapat itu bisa :

HALAL      : jika sumber dan cara mendapatkannya halal (sesuai syariah)
SYUBHAT : jika caranya halal tapi sumbernya meragukan, atau ada perbedaan pendapat ulama. Contoh : bekerja di pabrik rokok, makanan dan minuman non halal, bank konvensional, lembaga keuangan konvensional, dsb
HARAM     : jika sumber dan cara mendapatkannya haram

Udah dapet warna apa nih dari Sumber Penghasilan ? :)

*hoaaam... dah ngantuk n pegel. nyambung besok lagi in the next chapter yaa

Sabtu, 08 September 2012

Asuransi Jiwa


Beberapa hari lalu saya sedikit sharing tentang asuransi di twitter saya @noviatsabitha. Ternyata ada beberapa mention yang bahkan bukan dari follower saya yg bertanya tentang asuransi.. Karena keterbatasan twitter yang hanya 140karakter, saya akan sharing disini. Mudah-mudahan bermanfaat.

Asuransi adalah proteksi, yang maksudnya adalah memberikan ganti rugi jika terjadi sebuah resiko yang menimpa tertanggung. Secara general, asuransi itu ada berupa asuransi kerugian (misal : asuransi rumah, kendaraan, dsb) dan asuransi jiwa. Disini saya hanya mau bahas tentang asuransi jiwa aja yah, karena kebetulan memang saya bekerja disalah satu perusahaan asuransi jiwa asal Canada di bilangan Sudirman.

Asuransi jiwa ini dibagi dalam 2 jenis : asuransi tradisional (asuransi murni) dan asuransi modern (asuransi + investasi). Asuransi Tradisional itu ada 3 macam : Term life, Whole Life  dan Endowment. Untuk Term life & Whole life adalah asuransi jiwa murni.
Untuk term life adalah asuransi jiwa berjangka, ini preminya paling murah.
Untuk whole life adalah asuransi jiwa seumur hidup ditanggung sampai usia
99 tahun jika masih hidup sampai usia 99 tahun maka UP (Uang Pertanggungan) juga cair.
Endowment adalah gabungan asuransi jiwa murni dan tabungan yang jumlah
nominalnya digaransi dan masa pembayaran tetap dan hasil tabungan yang diberikan secara bertahap kepada klien.

Sebagian besar perusahaan asuransi saat ini memang hanya menjual asuransi non tradisional (asuransi modern) yang merupakan gabungan antara asuransi
jiwa dan unit link. Sehingga sering kali penawaran yang datang ke kita juga adalah produk unit link ini.

Lalu, apa semua orang butuh asuransi ? Jawabnya : Tidak ! Hanya orang yang memiliki nilai ekonomis saja yang perlu membeli asuransi. Maksudnya ? Maksudnya, hanya orang-orang yang bertanggung jawab sebagai pencari nafkah, dan memiliki tanggungan lah yang disarankan untuk memiliki asuransi. Misal : suami sebagai kepala keluarga, pencari nafkah utama. Kalau terjadi resiko pada dirinya maka sumber pendapatan keluarga akan hilang. Disini asuransi berperan. Uang pertanggungan yang akan dibayarkan oleh perusahaan asuransi, diharapkan dapat memberi kontribusi untuk kelangsungan hidup orang-orang yang ditinggalkan oleh tertanggung.

Gimana kalo masih single ? Nah, si single ini punya seseorang yang harus dibiayai ngga ? Misal : orang tua, ponakan, atau mungkin punya anak asuh yang udah dianggap sebagai anak sendiri ? Bisa aja kan :)
Jika punya, maka disarankan punya asuransi jiwa. Jika tidak, ya ga perlu asuransinya..

Saran saya, kalau mau beli produk asuransi, pilih asuransi tradisional. Kenapa ? Preminya Murah, Manfaatnya maksimal. Gimana kalo unit link ? Boleh aja, kalau punya uang banyaak dan ga kepake tuh uangnya :)
Soalnya, premi unit link itu mahal. Sebagian besar porsi premi yang kita bayarkan adalah untuk investasi. Jadi Uang Pertanggungan yang kita dapat pun ga seberapa. Inget, UP itu harus bisa menanggung biaya hidup ahli waris sampai setidaknya 10thn lho.. Apalagi kalau saat ini anak masih balita. Butuh 20tahunan sampai dia bisa membiayai hidupnya sendiri.

Sebenernya masih banyak nih yang mesti diulas tentang asuransi, tapi saya malah bingung mau nulis apalagi. Kuatir ngalor ngidul ga jelas.. Hahahaa

Gini aja, saya tulis poin-poin yang perlu diperhatikan kalau mau beli asuransi. Kalau ada pertanyaan boleh tulis di comment yah :)

  1. Tentukan besarnya Uang Pertanggungan yang dibutuhkan, ada hitungannya niih. Sila main ke web ini atau disini
  2. Pilih produk asuransi jiwa murni, tanya ke agen-agen penjual dari berbagai perusahaan asuransi... Udah mulai langka soalnya yg jual produk tradisional
  3. Pilih perusahaan asuransi yang terpercaya, bisa dilihat dari laporan keuangan perusahaan dan history pembayaran claim oleh perusahaan asuransi tersebut, contohnya perusahaan tempat saya kerja *promosi dikit aah :D
  4. Pilih agen yang mau mengerti dan tau apa kebutuhan kita, bukan agen yang asal jualan demi komisi
Ada pertanyaan, kalo asuransi kesehatan gimana ? Pendidikan ? Pensiun ? Unit link ? Huaaaa masih banyaaak... Nanti dibahas lain waktu yaaah... Okay... Segitu dulu. Mudah-mudahan bisa berguna :)

Selasa, 04 September 2012

Skripshit by alit susanto @shitlicious


Tadinya ga ada niat banget buat baca buku ini, saya follow sih penulisnya » @shilicious. Sempet penasaran coz ada beberapa mention yg masuk ke bliau dan menyiratkan seolah2 buku ini bagus, layak dibaca. Tapi yaaah, sejauh saya mengikuti TL nya yang nyaris cuma lucu-lucuan aja, saya urungkan niat dan menghilangkan penasaran untuk beli bukunya.

Entah jodoh atau kebetulan, pas lebaran ke rumah mertua ternyata adik ipar punya buku ini. Daripada bengong... Baca deeh...
Betul, ternyata isinya lucu-lucuan. Cerita tentang pengalaman penulis sebagai mahasiswa abadi, pengalaman hidupnya semasa jadi anak kost, sampe sekarang... Yg ternyata belom juga lulus :)
Agak-agak beda sama buku lucu-lucuan yang pernah saya baca, gaya penulisan dibuku ini terasa lebih 'smart'. Jadi bacanya udah keburu serius, eh ternyata endingnya lucu-lucuan doang.. Banyak mikir jadinya saya. Disamping lucu-lucuan itu ternyata buku ini punya moral story tentang kehidupan yang baguuuus banget. Khususnya di halaman 236 : Life is a journey dan bab selanjutnya : Sebuah Awal episode kedua.

Ini beberapa kutipan yang saya ambil dari buku tersebut, yang menurut saya bagus juga buat renungan :)


Hidup ini sebagai sebuah film, dan gue adalah aktor utamanya. Sehingga gue sadar bahwa gue harus berusaha sekeras mungkin untuk mendapatkan sebuah happy-ending. Gue nggak pengin hidup ini diisi dengan kepasrahan, seakan-akan gue ini  cuma seorang figuran yang ending-nya nggak bakal dapat apa-apa.

Gue cuma pengin kalian belajar tentang menghargai pemberian Tuhan, entah bagaimanapun bentuknya. Karena kurangnya rasa syukur, hanya akan menuntun kalian kepada kehilangan hal yang lebih besar nantinya. 

Your parents are the best parents for you, no matter how is the way they teach you, how much you hate them, coz they are chosen by God.

Apa artinya kita hidup didunia, kalau kita selalu mengandalkan keajaiban ? Hidup bakal terasa hambar. Seakan-akan kita hidup di dunia ini cuma numpang lahir, boker dan mati. I think it’s enough for miracles session. I’d find a way to create my own miracle. 

Hidup itu memang sebuah perjalanan, dan perjalanan nggak mungkin ada yang selalu mulus. Cidera adalah resiko... tapi nggak bisa jadi alasan untuk selalu minta dituntun oleh orang lain dan ngerepotin orang lain.

Hidup itu terlalu singkat untuk diisi dengan penyesalan. Belajarlah dari masa lalu, karena disanalah Tuhan memberikan banyak contekan untuk menghadapi ujian di masa depan.

Sekolah dan kampus itu bisa mendidik kita menjadi orang pintar... tapi hidup dan segala pengalaman bisa mendidik kita jadi orang benar.

Bila hidup memberimu dua pilihan yang sama-sama sulit untuk kamu pilih, satu-satunya hal yang harus kamu usahakan adalah membuat pilihan ketiga yang bisa kamu lakukan. Karena apapun yang kamu lakukan asal sesuai dengan keinginanmu, itu lebih baik daripada memilih menjalani sebuah pilihan yang salah ! 

In the end... pesan dari alit adalah :

Hidup ini bagai skripsi... banyak bab dan revisi yang harus dilewati. Tapi akan selalu berakhir indah... bagi mereka yang pantang menyerah !




World Hijab Day

Baru tau kalo ada peringatan yang namanya #WorldHijabDay… Norak yah saya ? :) Yes, today is #WorldHijabDay… Awalnya ga tau gimana cerita or sejarahnya. Yg pasti di twitter rameee banget memperingati hari ini. Eeh finally ketemu ini di Wolipop. Lumayan, nambah wawasan :)
Saya jadi inget pengalaman saya dan keputusan saya menggunakan hijab beberapa tahun lalu.
Sebenernya saya udah pengen pake hijab sejak SMA, tahun berapa itu yah… O ya, sekitar 1994 – 1996. Sebandel-bandelnya saya, nanti diceritain di chapter yg lain :D, saya masih suka ikutan acaranya anak-anak rohis lhoo..

Waktu itu alasannya ga terlalu kuat juga sih, cuman pengen ikutan temen ajah. Eh ndilalah ga diijinin juga sama ibu, kuatir susah dapet kerja katanya. Ya sudah nurut aja deh. Seiring berjalannya waktu, jadi lupa deh sama keinginan itu. Lagipula jaman dulu jilbabers itu bajunya gitu-gitu aja kan, ga modis ! Mana saya tertarik ?
Sehari-hari, saya senengnya tampil modis, keren, dan uptodate untuk urusan fashion, pluus sexy :p
Modal saya banget tuh soalnya. Saya ga cantik, tapi teman-teman saya bilang body saya bagus. Dan kebetulan banget saya orangnya pede-an. Jadi style baju macam apa aja cocok dibadan saya. Favorit saya : celana/rok pendek, tank top, tali satu, kemben, celana hipster, pokoknya model-model busana kurang bahan gitu deh :D Kalo ga minim, ketat.. Ga jauh-jauh deh pokoknya. Parahnya lagi, saya demen banget jadi pusat perhatian. Soo… Pake baju sexy pastinya jadi pusat perhatian kan ? :)

Sampe suatu saat ada momen dimana saya mulai berpikir. Berhijab adalah sebuah kewajiban/hutang saya sama Allah. Dan harus saya bayar/jalankan ! Tapi yaah, secara saya anak gaul yang hobinya kelayapan, niat untuk berhijab urung terus dilakukan. Padahal waktu itu saya sudah bekerja. Sudah ga ada lagi halangan/kendala kalau saya mau berhijab. Eh ada satu lagi dink, saya belom nikah ! Hehe… Jadi excuse-nya : ntar aja jilbab-an kalo dah punya suami :p
Suatu hari di tahun 2004, saya ketampar sama sebuah peristiwa. Salah seorang teman meninggal dunia diusia yang masih sangat muda. Usianya hanya terpaut 1thn dengan saya. Proses meninggalnya pun sangat cepat, sakit selama 1minggu dan kemudian dipanggil oleh Nya. Keluarganya sangat terpukul, dan mendadak “insyaf”. Sang adik tiba2 memutuskan untuk berhijab dan dia jadi semakin dekat dengan saya karena kepergian kaka nya.

Saya berpikir, usia manusia sungguh tidak bisa diduga. Dan si adik ini, dia masih sangat labil dan diusianya yg masih sangat muda sudah berani berkeputusan untuk berhijab. Sementara saya ?
Sampai pada suatu hari, ada ceramah ramadhan di Surau Kita oleh bunda Ratih Sang, yang kebetulan isinya lebih kepada sharing session mengapa beliau meninggalkan dunia modeling dan memutuskan berhijab. Hidayah rupanya datang pada saya saat itu. Sharing tersebut cukup membuat saya menangis dan tidak bisa tidur berhari-hari mengingat dosa dan kematian. Ya.. Saya takut mati sebelum membayar hutang/kewajiban saya untuk berhijab.

Akhirnya, tepat dihari lebaran tahun 2004, saya lupa itu tanggal berapa tepatnya yah ? Ada yang inget ? :D
Saya sengaja berbusana muslim lengkap sepanjang hari. Ga ketara kan ? Hehe… Sengaja, cari moment :)
Galau itu dimulai ketika besoknya saya mau ikut keluarganya si adik teman tadi untuk mudik. Galau antara bawa kerudung dan baju panjang, atau celana pendek dan tank top ? Hihiihi
Untung setan belom dateng lagi untuk menjerumuskan saya. Disamping karena emang udah niat, yaah nekat juga sih sebenernya. Soalnya saya ga punya baju yang pantas ! Tau dong koleksi baju saya kayak apa ;)
Mudik bermodalkan baju-baju n kerudung adik saya yang kebetulan emang udah pake duluan… Modal minjem semua deh tuh yah. Yang penting, jadi pake kerudung !
Agak-agak worry juga ama respon temen-temen. Anak gaool gitu lho ! :D
Komen-komen ini nih yang saya pernah dapet :
  • Haah, ga salaah ?! Iblis pake kerudung ?
  • Gw pikir lo kerudungan karena kondangan di mesjid, taunya beneran tooh ?! *ssst.. Kalo yg ini dia beneran surprise soalnya seminggu sebelum ketemu saya dengan kerudung, sempet ketemu saya diangkot masih dengan tanktop dan celana hipster :D
  • Waaah… Ga bisa disco lagi dong kita ?
  • Hmm… Kita masih bisa asik temenan ga yah ?
  • Lo mau dicoret dari genk Z, apa tetep mau ikutan ? *huhuhu, saya milih tetep ikutan doooong… Walopun konsekwensinya ga ke semua tempat saya bisa ikut
  • Heeh, house music lo tuh ga pantes ama jilbab ! *nyengir… Secara masih suka puter beginian keras-keras :p
Yang positif, cuman atu : iiih kiting… Gw duluan yang pengen, malah lo duluan yang pake (ini komen orang-orang yg lebih alim dari sayah… Hihihii)
Alhamdulillah… Ga ada satupun teman-teman yang ngejauhin saya karena saya memutuskan berhijab. Seperti biasa ajaa… Cumaan, ya itu… Saya ga bisa lagi ketempat-tempat yang ga pantas buat orang berkerudung. Disco, cafe, bilyard, dadagh bye bye deh… Pernah suatu kali maksain ikut ke salah satu kafe di Kemang, jadinya malah saya risih sendiri. Perubahan yang baik kan ? :)
So far, saya baru berkerudung aja.. Pakaian masih belom bener-bener syar’i n sesuai pakem. Setelah 8thn ini, insya allah akan beranjak kesana. Koleksi baju mulai diganti.. Pake kaos kaki. Dan insya allah juga meluruskan hati dan menjaga adab dalam pergaulan… Doakan yaaa…

Senin, 03 September 2012

Sophie Kinsella, my fav chicklit collection

Dah lama banget pengen update blog, ide cerita bertebaran dikepala sampe bingung mau nulis yang mana dulu. Eeh begitu ada kesempatan buka laptop, malah bingung mau nulis apa :D


Cerita tentang hobi saya aja dulu deh yah. Nah, salah satu hobi saya itu adalah baca. Baca apaaa aja... Dari buku-buku yang serius sampe novel-novel ringan alias chiclit. Bahkan kadang koran pembungkus makanan juga saya baca isinya :p

Khusus untuk chiclit, saya punya penulis favorit, yaitu : Sophie Kinsella.. Pernah denger ? Saya pertama kali tau Sophie Kinsella di Chiclit yang judulnya : Confession of a Shopaholic alias Pengakuan si Gila Belanja. Judulnya menggelitik banget, soalnya pada saat itu saya lagi galau dengan kebiasaan saya belanja tanpa mikir, dan udahannya nyeseel ! (apalagi kalo belanjanya modal gesek Kartu Kredit :D ) Yup, saya si Impulsif Buyer ! *malu *tutupmuka

Back to the book. Buku ini lucu bangeet.. Asli kocak, cenderung gokil dan ga masuk akal. Tokoh utamanya adalah Rebecca Bloomwood, seorang penulis di sebuah tabloid keuangan tapi ternyata sama sekali ga punya pengetahuan tentang dunia financial. Bahkan ironisnya, memiliki sejuta masalah keuangan yang pelik. Masalah demi masalah yang dihadapi, dan bagaimana cara 'becky' menanganinya bikin saya nahan nafas ikutan panik dan geleng-geleng kepala ga habis pikir. Cara yang diambil selalu diluar dugaan tapi ternyata endingnya cantik.

Awalnya ga kepikir untuk koleksi serialnya. Bermula ketika saya ulang tahun (yang keberapa itu yah? hmmm lupa deeh... sekitar tahun 2005an kalo ga salah) Salah seorang sahabat, Ika Laily, menghadiahi seri ke3 yang berjudul 'Shopaholic Ties the Knot' or in bahasa : si gila belanja akhirnya kawin juga. Modus banget dia kasih saya buku ini... dia bilang "buruan vie, nikah !! jangan pacaran muluuu..." Hihihihi... coba yah itu anak. Bosen kali liat temennya cuek bener ama urusan nikah :)

Gara-gara lompat seri, akhirnya malah saya lengkapin aja sekalian... Dan saya ga pernah mau ketinggalan serialnya shopaholic ini, Must have item pokoknya ! :)



Tokoh 'becky' ini membuat saya serasa 'ngaca'.. Kepribadiannya ga jauh beda dengan saya. That's way saya jatuh cinta pada serial ini. Karena kecintaan saya pada serial Shopaholic, pada akhirnya saya jadi pecinta buku-buku Sophie Kinsella yang lainnya juga. Ini beberapa yg saya koleksi.



Walaupun sebenernya dari semua buku tersebut pola ceritanya mirip-mirip dan tokoh utamanya memiliki karakter yang 'khas'... Buat saya, buku-buku tsb selalu asyik dibaca untuk refreshing dan menghilangkan penat.

Baru-baru ini, saya ga kebagian beli buku barunya yang berjudul 'Twenties Girl'.. Dicari ke Gramed mana aja kosong terus. Finally, pinjam sama temen yang sama-sama pencinta Sophie Kinsella. Penasaran soalnyah...


Gak disangka, buku ini 'beda' ! Ada cerita hantunya hihihi... Karakter tokoh utama ga lagi setipe dengan 'becky', si tokoh lebih tenang dan lebih dewasa. Ada sebuah pesan moral sangat bagus yang bisa diambil disana. Si hantu yg meninggal di usia 105 tahun, selama hidup 'tidak' menorehkan prestasi apapun. Meninggal dlm kesendirian, dilupakan, dan tidak memiliki apapun untuk dikenang. Setelah dia menjadi hantu karena sebuah alasan, dibantu oleh si tokoh utama, pada akhirnya ditemukan bahwa dia memiliki prestasi dan sebuah karya yang sungguh luarbiasa dan bernilai untuk banyak orang.

Pesan moral yang bisa saya ambil dari cerita ini : 'umur panjang tidak akan berarti apapun tanpa prestasi yang diukir semasa kita hidup'

Akan seperti apakah kita dikenang setelah Allah memanggil kita nanti ?

Pelajaran hidup ternyata tetap bisa didapat dari sebuah bacaan ringan yang sering disepelekan oleh banyak orang. Thank you Sophie... I love your books