Laman

Kamis, 13 Maret 2014

Me Time

Me time = waktu untuk diri sendiri. Begitulah terjemahan pada umumnya. Dari beberapa sumber yang saya baca, manusia itu membutuhkan waktu untuk dirinya sendiri, melakukan sesuatu yang disenangi agar emosinya seimbang. Soalnya, biasanya niih, setelah berkeluarga kita jadi jarang melakukan sesuatu yang biasa kita lakukan selagi lajang dulu dengan alasan sibuk urus keluarga. Salah ga sih ? Ya sebetulnya sih ga salah juga yah. Selama ga ada yang merasa berkorban demi keluarga tapi ujung-ujungnya uring-uringan dan malah merugikan diri sendiri dan keluarga juga.

Kata para ahli, setelah berkeluarga , seorang individu itu membutuhkan setidaknya 3 jenis pemanfaatan waktu.

1. Waktu untuk keluarga
2. Waktu untuk pasangan
3. Waktu untuk diri sendiri

Jadi ga melulu, harus bareng-bareng keluarga. Ada porsinya masing-masing.

Buat saya yang emak-emak kantoran, rutinitas senin sampai jumat itu nyaris 12 jam lebih ada diluar rumah. Berangkat sekitar jam 6, baru kembali kerumah jam 6 lagi. Bahkan kadang lebih karena harus lembur atau macet. Pulang dengan sisa-sisa energi setelah lelah berkutat dengan kesibukan si kantor dan jalanan Jakarta yang luar biasa macetnya. Cuma punya waktu kurang lebih 4 jam untuk bergaul dengan anak dan pasangan sebelum beranjak ke tempat tidur, istirahat, demi mengumpulkan energi untuk esok hari. Belom lagi kalau ga punya asisten, masih harus siapin makan malam, cuci setrika, bersih-bersih, dan seabreg urusan domestik lainnya. Trus kapan dong waktu buat diri sendiri? Yakin masih ada waktu ? Hehe.... Ga usah skeptis gitu dong aah? Bisa koook. Selama kita mau mengusahakannya.

Saya pribadi melakukan me time dengan beberapa cara. Kalau dihari kerja, biasanya saya sempatkan membaca atau nonton TV sebelum tidur. Buka-buka twitter untuk cari tau ada kabar apa hari itu atau baca buku, browsing, blog walking, atau mungkin menulis. Jeleknya, kalau lagi seru baca sesuatu yang saya sukai, bisa bablas sampe tengah malam. Jadi kurang tidur and uring-uringan deh besoknya :p Selain itu saya juga suka nonton drama, ada beberapa serial di TV cable yang saya suka. Jadi saya ga mau ketinggalan serial tsb. Sudah ada kesepakatan antara kami, saya, cabit, dan ayahnya mengenai jadwal nonton TV ini. Jadi pas gilirannya, ga boleh ada yang ganggu. Seru kaan...

Saya percaya bahwa me time merupakan salah satu cara untuk menyalurkan emosi. Ga cuma badan yang butuh istirahat, tapi hati dan pikiran kita juga butuh istirahat. Seperti yang saya lakukan hari ini, selagi otak rasanya lelah dengan segala tanggung jawab dikantor, saya ambil cuti sehari. Take a break, leyeh-leyeh dirumah, doing nothing. Seharian cuma tidur, makan, baca buku, browsing-browsing. Sama sekali ga keluar kamar kecuali ke toilet, makan dan sholat. Pas memang cabit sedang libur, saya buat kesepakatan bahwa dia boleh nonton TV dan main apapun yang dia mau, tapi ga boleh ganggu bundanya. Senangnya dia bisa kooperatif, walaupun sempat ada insiden kepleset di kamar mandi, tapi over all dia anak yang bertanggungjawab dan mandiri. So proud of her...

So, buat para mommies yang lagi jenuh, coba deh ambil cuti. Cuti dari pekerjaan kantor maupun cuti dari rutinitas sebagai ibu rumah tangga. Bikin kesepakatan dengan pasangan dan anak. Lakukan hal-hal yang disukai, atau sekedar malas-malasan. Istirahat jiwa raga... Insya Allah setelah itu jiwa raga kita akan siap kembali ke rutinitas dan tantangan-tantangan kehidupan yang akan menghadang. Tetap semangaaat...

Minggu, 09 Maret 2014

18 Trik mendisiplinkan anak




Sering kali, orangtua terus berkutat dengan masalah kedisiplinan yang idealnya selalu dipatuhi anak-anak. Orangtua terkadang harus memaksa anak-anaknya untuk disiplin di rumah, menghormati orangtua, bicara dengan nada yang santun, rajin belajar, tidur siang tepat waktu, yang intinya mengatur semua gerak-gerik Si Kecil.

Namun, harus tetap ingat, kedisiplinan yang Anda maksud tak hanya melakukan koreksi pada tingkah laku anak-anak saja. Tapi juga mengajarkan kepada mereka cara untuk bisa mengontrol dirinya, serta peduli akan lingkungannya, sehingga mereka dapat tumbuh menjadi orang yang berhasil di kemudian hari.
Untuk itu, ada beberapa pendekatan yang dapat Anda lakukan untuk membantu anak-anak mendisiplinkan dirinya.

1. Tegas
Jika Anda melarang anak-anak untuk tidak melakukan sesuatu, buatlah alasan-alasan yang masuk akal, dengan memberikan penjelasan dan bimbingan padanya. Anak jaman sekarang pasti tidak akan mau menerima alasan seperti, "Jangan duduk di depan pintu, pamali!" Atau, "Jangan main terlalu sore, nanti diculik Kalong Wewe!" Beritahu alasannya, kenapa dia tidak boleh duduk di depan pintu atau bermain sore-sore, menjelang malam.

2. Jangan Plin Plan
Pada dasarnya, Si Kecil akan meniru apa yang orang dewasa lakukan. Begitu pun jika Anda dan pasangan bertindak plin-plan terhadap suatu keputusan. Misalnya, Anda tak setuju dia melompat-lompat di tempat tidur, sementara pasangan Anda membiarkannya. Hal ini hanya akan membuat dia bingung, akibatnya dia jadi mengabaikan ketidaksetujuan Anda. Jadi, buatlah kesepakatan keputusan dengan pasangan agar anak-anak jadi mudah dalam bersikap.

3. Kompromi
Anak-anak tak selalu bisa mengatasi dan membedakan antara persoalan yang besar dan kecil. Sesekali, berkompromi dan mengertilah diri mereka. Tindakan kompromi akan membuat anak-anak menjadi lebih mudah menghadapi persoalan yang lebih besar nantinya. Misalnya, jika dia lalai menengok ke kiri-kanan saat akan menyeberang jalan, lain kali dia tak akan begitu lagi. Jika Anda keberatan dengan sikapnya, nyatakan dengan jelas. Misalnya, "Berhentilah melempar-lempar mainanmu, Nak!" Tapi, jangan katakan, "Hei, mainannya jangan dilempar-lempar, dong!"

4. Beri Bimbingan
Jika anak Anda mengobrak-abrik buku dari lemari yang ada di ruang keluarga, katakan saja, "Maukah kamu berhenti 'bermain' buku? Baca saja, ya di kamarmu?" Jika dia tak memedulikan perkataan Anda, dengan cara yang lembut namun tegas, Anda bisa membimbingnya ke kamar dan katakan padanya, dia boleh kembali ke ruang keluarga jika mau mendengarkan kata-kata Anda.

5. Beri Peringatan
Jika anak tahu aturan yang telah Anda buat, pada usia tertentu, Anda hanya perlu bertanya padanya, ketika melakukan pelanggaran. Dia akan langsung merasa segan pada Anda, karena ada konsekuensi atau sanki yang harus diterimanya segera, setelah pelanggaran dibuat. Jika Anda terbiasa membuat batasan peringatan sampai hitungan 5, kali ini kurangi sampai hitungan ke 3, sehingga anak akan belajar untuk segera mengubah sikap setelah diberi peringatan.

6. Beri Alasan
Jika anak bermain-main dengan benda tajam, Anda tentu harus lebih berhati-hati memperingatinya. Terangkan dengan bahasa yang jelas dan sederhana, apa yang akan Anda lakukan dan sebutkan alasannya. Misalnya, "Mama simpan pisaunya ya, Sayang, nanti bisa melukai tanganmu!" Atau, "Mama minta kamu jangan main air ya, nanti lantainya jadi licin dan bisa bikin kamu terjatuh."

7. Jangan Tunda Hukuman
Jika Anda ingin menghukum anak yang tidak disiplin, hukumlah segera setelah Anda tahu dia tidak disiplin. Jangan sampai Anda menunda memberi hukuman padanya. Sebab, anak-anak tidak akan mau menerima hukuman beruntun atau mengulangi kesalahan. Berilah hukuman yang mendidik, seperti menyapu lantai, merapikan tempat tidur, tidak main play station atau barbie, atau membersihkan kamar mandi.

8. Tetap Tenang
Marah sambil berteriak, membentak, atau menceramahi anak tanpa henti, akan membuat Anda menjadi orang yang melakukan tindak kekerasan verbal terhadap anak. Tindakan ini justru bisa merusak rasa penghargaan diri pada anak Anda. Akibatnya, anak jadi tidak memiliki rasa pede di ahdapan orangtuanya.

9. Bertekuk Lutut
Menunduklah saat berbicara pada Si Kecil, terutama saat memberi kritikan padanya. Tekuklah lutut Anda atau ambil posisi duduk di hadapnnya, agar pandangan mata Anda sejajar dengannya. Dengan sikap seperti ini, Anda tak perlu merasa khawatir akan kehilangan respek darinya. Justru sebaliknya, dia akan semakin menghormati dan menghargai Anda sebagai orangtua.

10. Jangan Ceramah
Ajaklah Si Kecil ngobrol dan berdiskusi, dari pada diceramahi panjang lebar. Meskipun tampaknya pernyataan ini tidak bernada keras, seperti, "Sudah berkali-kali Mama bilang ..." Atau, "Setiap saat kamu kok ...", tetap memberi kesan seolah-olah dia ditakdirkan untuk selalu mengecewakan Anda, apapun yang dia perbuat.
Cobalah gulirkan pertanyaan-pertanyaan seperti, "Merokok, kan, enggak baik untuk anak-anak, ya?" Atau, "Apakah kamu suka jika temanmu mengganggu terus di sekolah, Nak?" Kritiklah sikapnya, jangan salahkan dirinya.

11. Tunjukkan Sikap PositifTerlalu banyak waktu Anda yang terbuang jika hanya mengkritik sikap buruk Si Kecil. Sebaliknya, Anda jadi kekurangan waktu untuk memberinya pujian atas sikap positifnya. Ada kalanya, sesekali Anda perlu mengucapkan, "Mama senang, lho, lihat kamu membereskan mainan dan menyimpannya di tempat semula."

12. Bermain Bersama
Jika sempat, tak ada salahnya Anda meluagkan waktu sebenatr dan ikut bermain-main denganyya. Buatlah permainan bernuansa perlombaan semacam "siapa cepat dia dapat." Permainan ini akan melatih anak Anda bertindak cepat setelah ada aba-aba dari Anda, atau yang dia ucapkan sendiri.

13. Hindari Rasa Jengkel
Belajarlah untuk memaklumi hal-hal yang bisa memicu anak kesal dan jengkel. Umumnya, perasaan tidak nyaman ini dialami anak-anak saat dia sedang kelelahan, saat Anda terlalu menuntutnya berbuat lebih, saat dia lapar, dan saat dia sakit. Minimalisasi kondisi-kondisi yang membuatnya tidak nyaman ini untuk mengurangi kejengkelan pada anak.

14. Jangan Menampar!
Tamparan keras yang Anda berikan di wajahnya, akan berpengaruh buruk bagi diri anak, juga Anda. Anak yang pernah ditampar orangtuanya akan merasa lebih menderita, dari pada perasaan tidak dihargai atau depresi sekalipun. Tindakan ini pun sekaligus bisa mengajarkan, secara tidak langung pada anak, untuk menyelesaikan segala persoalan dengan cara kekerasan.

15. Jangan Menyuap
Jangan membiasakan memberi uang atau hadiah kepada anak saat Anda memintanya untuk mengerjakan atau melarang sesuatu. Kebiasaan seperti ini bisa membuat anak jadi tidak mau mengerjakan atau menghindari sesuatu, jika belum diberi uang atau hadiah.

16. Bersikap Dewasa
Bersenda gurau dengan cara melucu berlebihan, dengan menggigiti atau menarik-narik rambut anak Anda, untuk menunjukkan rasa sayang, merupakan tindakan yang salah. Bersikaplah sewajarnya, sebagai orang dewasa seperti menggenggam tangannya, memeluknya, atau memberi ciuman di kedua pipi atau kepalanya.

17. Hadapi Rengekan
Katakan kepada anak-anak untuk tidak merengek saat meminta sesuatu dan tegaskan pula, Anda tidak akan mengabulkan permintaannya jika disampaikan dengan cara merengek atau menangis. Kecuali, jika dia meminta sesuatu dengan sikap yang manis dan sopan.

18. Contoh Baik
Jika suatu kali anak Anda pernah memerogoki Anda sedang berdebat dengan pasangan tanpa menggunakan kekerasan, dia akan meniru sikap baik itu. Tapi, jika Anda dan pasangan bertengkar dengan saling menghina, memukul, atau berteriak, anak Anda akan meniru sikap-sikap buruk itu di kemudian hari.
Dari 18 trik di atas, yang terpenting, Anda harus mengerti terlebih dulu kondisi anak-anak. Berusaha untuk membuatnya menjadi lebih disiplin, tanpa memahami bagaimana dan apa yang dia lakukan, sama halnya seperti menuangkan sirup ke dalam botol tertutup. Dengan kata lain, percuma saja dan hanya akan memperburuk keadaan di kemudian hari.

Hubungan dan komunikasi yang baik dengan anak memang sangat perlu dilakukan. Yang bisa Anda lakukan segera untuk mengatasi masalah ini, yaitu Anda hanya perlu bertanya kepada anak, apa yang sebenarnya terjadi dan mengapa dia berbuat begitu. Pada beberapa kasus, anak-anak dapat berterus terang tentang masalahnya kepada orangtua. Namun, jika dia tak mau berterus terang, sementara Anda tidak mempunyai cara lain untuk bertindak, tetaplah berpikir positif.

-diambil dari milis balita anda-

Sabtu, 08 Maret 2014

Makna Hidup

Saya suka tulisan ini, memberi inspirasi buat saya. semoga anda juga...
=================================================== 
Life Purpose

Makna kehidupan,

Bukan terletak pada apa yang kita kumpulkan, melainkan Berapa banyak kita bisa melepas karya dan “memberi ” kepada orang lain.
Pada Akhirnya..
BAHAGIA itu bukanlah karena kita selalu mendapatkan hal-hal yang kita senangi, tetapi bagaimana kita dapat menyenangi hal-hal yang kita dapatkan.

Sahabatku,
Duduklah.. Maka Kamu akan tahu apa yang ada di lututmu, Jongkoklah.. Maka kamu akan tahu apa yang ada di kakimu, Sujudlah.. Maka kamu akan Tahu bahwa ada yang lebih layak Kamu hargai dari pada sekadar Egomu.

Bertahanlah Sahabatku, Tiada cerita yang tak berakhir, Mengapa masih difikirkan Hal buruk yang menyakitkan Yang menimpa mu hari ini,
Matahari pun akan berganti bulan, Malam pun akan berganti, Canda tawa keluarga pun Telah tersaji dengan renyahnya, Senyum mereka pun terbingkai dengan ikhlasnya.

YA TUHANKU… Jika Hidup adalah Pengorbanan, Tumbuhkan Niat dari semua pengorbanan Kami Semata-mata Tulus untuk-Mu dan untuk orang yang kami Sayangi, Agar Kami ikhlas Menerima apapun KeputusanMU.. Agar kami kuat bertahan dengan kesabaran hati, Dan hanya pada MU tempat kami mengadu,berserah diri, Karna Engkau sang Maha ESA dan Maha dari segalanya,

SELAMAT BERAKTIFITAS SAHABAT.. Semoga TUHAN memberikan umur Untuk kita dan semua yang kita sayangi Agar terus dapat melihat mentari Pagi Agar terus dapat Menikmati Indahnya Hari, Semoga Semangat dan Optimis selalu Menjiwai Menjadi Pribadi yang Sukses di dunia dan akhirat nanti

AAMIINNN……

dr.Andhyka P Sedyawan #1 AMAZING Life Coach in ASIA

Rumahku Istanaku


Indonesia Lawak Klub di Trans 7 malam ini lagi bahas tentang "Villa Mertua Indah". Tumben ajah gitu saya nonton beginian, secara tiap hari acara TV ga jauh dari Disney Junior. Acara lucu-lucuan yang mendadak ngingetin saya dengan perjuangan kami untuk memiliki tempat tinggal sendiri.

Sejak menikah, alhamdulillah ga pernah sih yang namanya tinggal di "villa mertua indah". Soalnya mertua jauh cuuy... Waktu itu masih tinggal di daerah Sukamandi. Untuk tinggal dirumah ortu saya pun ga mungkin, karena suami ga akan pernah setuju dengan ide ini. Hari pertama setelah ijab kabul, saya udah ikut suami tinggal dikost-an. Ga lama setelah itu, kontrak rumah petakan dengan satu kamar, satu kamar mandi, dapur dan ruang tamu. Agak jauh dari rumah nyokap dan kami benar-benar mulai dari nol. Masih inget bener kalo mau minum kudu beli aqua yg se-liter itu dulu. Kompor ada, boleh kado kawinan, tapi belom punya tabung gas. Jaman dulu belom musim tabung 3kg an kan. Masih mahal itu tabung 12kg. Alhamdulillah akhirnya ada yg kadoin juga. Mayan deh yaa buat masak air ama indomie aja siih... Pelan-pelan satu persatu barang terisi, mostly modal kartu kredit, hahaha... Gpp deh yah. Yang penting status kredit di BI masih lancaaar. Kami tinggal disana sampe Cabit berusia 2thn.

Sewaktu ada kontrakan kosong ga jauh dari rumah ortu, dan lingkungan yang cocok dengan si ayah, akhirnya kami memutuskan pindah.
Kontrakan ini agak lebih besar, kamarnya ada dua. Etapi ternyata kamar belakang ga bisa jadi kamar juga siih. Buat barang-barang karena terbatasnya ruang tamu dan dapur. Dapurnya kecil banget jadi terpaksa barang-barang disimpen di kamar belakang. Kalau kedatangan mertua dan adek ipar, rasanya rumah langsung penuh :) Disini kami lalui hari (masih) sampai hari ini. Udah hampir 5tahun ternyata ya.. Pantes udah mulai uring-uringan :D

Sebenarnya niat buat punya rumah sendiri udah ada sejak 4thn lalu. Tapi saat itu belom cukup uang untuk KPR, sehingga akhirnya memutuskan untuk beli kendaraan terlebih dahulu. Nah, selama nyicil mobil, sama sekali ga ada budget buat nabung utk DP rumah. Tahun ini saatnya mulai mikir keras, untuk mewujudkan impian kami untuk berhenti menyandang status "kontraktor"

Pusing juga memikirkan tempat tinggal idaman kami. Menyatukan 2 kepala dengan 2 kepribadian yang bertolakbelakang ini. Tadinya kami sepakat, ingin punya rumah dengan 2 lantai, ada balkon, minimal 3 kamar dengan 1 kamar pembantu. Ada garasi, kolam/air terjun di ruang tengah yang menyejukan, ada ruang sholat, ruang kerja, ventilasi udara yang baik, interior yang fungsional dan well organize. Satu lagi, saya selalu ingin punya pohon buah dirumah, pohon mangga, jambu air dan rambutan... Hehehe, banyaak.

Kira-kira begini rumah idaman kami



Masalah kemudian timbul :
  1. Karakter rumah idaman adanya dipinggiran Jakarta
  2. Harganya selangiiit
  3. Trus gimana nanti sekolahnya Cabit
  4. Siapa pula yang mau bantuin urusan rumah tangga dan jagain Cabit
  5. Rute bolak balik rumah-kantor yang kemungkinan lebih banyak
  6. Kalo jauh kemana-mana, gimana nasib saya yang suka ngayaap :(
Timbang ditimbang, alternatif lain jatuh pada apartemen. Apartemen yang berlokasi dekat rumah ortu sehingga rutinitas kami ga akan banyak berubah. Cabit bisa tetap sekolah disekolahnya saat ini. Tetap bisa dititip ke ibu, waktu tempuh rumah-kantor ga akan banyak berubah, dan saya masih bisa ngayap hihihihohoho

Masalah buat saya :

  1. Sempit banget cuuy... Waktu pertama kali survey unit, langsung kerasa nyesek dengan ruangan yang sangat minimalis tsb.
  2. Kudu lewat lorong-lorong gitu pan menuju unit kita. Fyi, ini ga nyaman buat saya
  3. Ga kenal tetangga, sementara saya biasa tinggal dikampung yang kenal tetangga dari ujung ke ujung
  4. Saya yakin ga bakal berani berduaan ama cabit doang apa lagi cuma sendirian. Bakalan pulang cuma kalo ada pak suami aja ini sih
  5. Harga si apartemen inipun masih aduhai bangeeet. Keknya sayang aja gitu dengan harga sedemikian dashyat, cuma dpt ruang seuplik.
  6. Cari pembiayaannya cukup sulit, karena yang ready stok harganya selangit dan jatuhnya secondary.

Biasanya, kita bisa karena biasa. Insya Allah tinggal dimanapun saya pasti bisa menjalaninya. Cuma perlu adaptasi aja kan?

Yang paling penting, tahun ini merem aja dulu deh dari keinginan-keinginan yang lain. Fokus pada pembelian tempat tinggal dulu. Entah gimana caranya, usaha dulu yang maksimal. Biar Allah yang urus sisanya. Bismillah...

Rabu, 05 Maret 2014

Aku bangga terlahir sebagai seorang wanita

Saya mendapatkan artikel ini dari sebuah mailing list… bagus untuk direnungkan :)

Aku bangga terlahir sebagai seorang wanita.

Begitu mulianya seorang wanita, sehingga Allah meletakkan surga di bawah
telapak kaki seorang ibu.
Begitu mulianya seorang wanita, sehingga Allah menyematkan wanita sholeha
sebagai perhiasan dunia yang terindah.
Begitu mulianya seorang wanita, sehingga Rasul mengatakan seorang wanita
sholeha lebih baik daripada 1000 lelaki yang sholeh.

Aku lalu bertanya,
Sesungguhnya apa yang membuatku bisa begitu mulia?
Apakah ketika aku menjadi seorang wanita karir?
Apakah ketika aku bisa merebut posisi laki-laki di ranah pekerjaan?
Apakah ketika aku bisa menjadi pemimpin kaum lelaki?
Apakah ketika aku bergelar sarjana, master dan doktor?
Apakah ketika pesona tubuhku melenakan jutaaan pasang mata yang melihatnya?
Apakah ketika aku merasa bisa berdiri sejajar dengan kaum lelaki di
sektor publik?

Aku terlahir sebagai wanita yang kusadari memang ada yang berbeda.
Aku memiliki kelembutan untuk menyayangimu.
Aku memiliki kesabaran untuk menjadi sandaranmu.
Aku memiliki ilmu untuk membantumu.
Aku memiliki cinta untuk menjadikanmu nyaman dengan kehadiranku.
Aku memiliki rasa hormat untuk membuatmu menjadi dihargai.
Aku memiliki ketegasan untuk menjaga kehormatanku.

Wanita menjadi mulia saat ia bisa menjadi seorang istri yang bisa mendukung
perjuangan suami.
Menjadi seorang ibu yang bisa mencetak generasi idaman umat.
Menjadi anggota masyarakat yang bisa berperan dalam lingkungannya.
Dan menjadi seorang hamba yang takut pada Rabbnya.

Wanita menjadi mulia saat tak silau oleh bujuk rayu dunia.
Tak luntur oleh terpaan badai ujian.
Tak goyah oleh kilauan permata.
Tak runtuh oleh ganasnya gelombang badai kehidupan.
Dan menjadi sosok yang tegar sekuat batu karang.

Wanita menjadi mulia bukan karena balutan busana seksinya.
Ia menjadi mulia dengan hijabnya, hijab yang hanya akan dibuka pada orang
yang layak untuknya.

Karena Ia laksana mutiara di tengah lautan, yang tidak sembarangan orang
bisa menyentuhnya,
bukan laksana bunga di pinggir jalan yang setiap orang bisa memetiknya
bahkan membuangnya sesuka hatinya.

Wanita tak akan menurun kemuliannya saat tidak dianggap berkulit putih,
bertubuh langsing, berambut lurus, berwajah cantik, dan berbarang merk
mahal dan terkenal.

Tapi dia akan menunjukkan diri dengan akhlak mulianya, kelembutan hatinya,
kesantunan lisannya, ketulusan senyumnya, keteduhan pandangannya,
kecerdasan fikir dan emosinya, serta keteguhan sikapnya.

Wanita tak lebih menurun kemuliannya ketika Ia hanya menjadi ibu rumah
tangga.

Bahkan itu adalah profesi paling mulia bagi seorang wanita, ummu warobatul
bait, yang dimata para feminis dan pejuang gender tak ada nilainya.
Bukankah kemuliaan tertinggi hanya di mata Allah?
Dan menjadi ibu dan pengatur rumah tangga adalah multiprofesi tanpa gaji
tapi berpahala tinggi.

Di tangan seorang istrilah dukungan utama perjuangan suami, sandaran rasa
lelah suami, tempat terindah keluh kesah suami, dan hiburan paling mujarab
bagi suami.
Di tangan seorang ibu lah generasi dilahirkan, dipersiapkan, dididik dan
diperhatikan.
Dialah madrasah pertama dan utama, yang melahirkan calon-calon generasi
andalan umat.
Dialah manajer rumah tangga paling handal, direktur keuangan paling mumpuni
dan partner paling hebat untuk keluarga, yang menjadikan rumahnya adalah
baity jannati bagi siapa saja yang berada bersamanya.

Maka berbanggalah dengan peranmu wahai wanita, dan jadikanlah dirimu
sebenar-benar perhiasan dunia.

Wanita dapat mengatasi beban lebih baik dari lelaki.
dia mampu menyimpan kebahagiaan dan pendapatnya sendiri.
dia mampu tersenyum ketika hatinya menjerit kesedihan.
mampu menyanyi ketika menangis.
menangis saat terharu.
bahkan tertawa ketika ketakutan.

Wanita berkorban demi orang yang dicintainya.
dia mampu berdiri melawan ketidak adilan.
dia menangis saat melihat anaknya adalah pemenang.
dia gembira dan bersorak saat kawannya tertawa bahagia.
dia begitu bahagia mendengar suara kelahiran.

Wanita begitu bersedih mendengar berita kesakitan dan kematian.
tapi dia mampu mengatasinya.

Allah Azza Wa Jalla menciptakan seorang wanita.
ia diharuskan untuk menjadi seorang yang istimewa.

Allah Azza Wa Jalla membuat bahunya cukup kuat untuk menopang dunia akan
cinta dan luka serta lembut dalam memberikan kenyamanan pada cintanya.

Allah Azza Wa Jalla memberikannya kekuatan dari dalam untuk mampu
melahirkan anak dan menerima penolakan yang seringkali datang dari
anak-anaknya.

Allah Azza Wa Jalla memberinya kekerasan untuk membuatnya tetap tegar
ketika orang-orang lain menyerah.
dan mengasuh keluarganya dengan penderitaan dan kelelahan tanpa mengeluh.

Allah Azza Wa Jalla memberinya kepekaan untuk mencintai anak-anaknya dalam
setiap keadaan.
bahkan ketika anaknya bersikap sangat menyakiti hatinya.

Allah Azza Wa Jalla memberinya kekuatan untuk menyokong suaminya dalam
kegagalannya.
sebagai tameng cinta pada sebuah luka hati untuk saling memiliki.
dan melengkapi dengan tulang rusuk suaminya untuk melindungi hatinya.

Allah Azza Wa Jalla memberinya kebijaksanaan untuk mengetahui bahwa seorang
suami yang baik takkan pernah menyakiti isterinya.
tetapi kadang menguji kekuatannya dan ketetapan hatinya untuk berada disisi
suaminya tanpa ragu dan pilu.

Allah Azza Wa Jalla memberinya air mata untuk diteteskan pada saat bahagia
itu datang, pada saat luka itu hilang. Air mata adalah salah satu cara dia
menunjukkan, kegembiraan, kerisauan, cinta, kesepian, penderitaan, dan
kebanggaan.

Ini adalah khusus miliknya untuk digunakan kapanpun ia perlukan.
Kecantikan seorang wanita bukanlah dari pakaian yang dikenakannya.
sosok yang ia tampilkan atau bagaimana ia menyisir rambutnya.

Kecantikan seorang wanita harus dilihat dari matanya.
karena itu adalah pintu hatinya, tempat dimana cinta itu ada.
Cintanya tanpa syarat....

Hanya satu yang kurang dari wanita.
dia selalu lupa betapa berharganya dia....

Lembut mu tak berarti kau mudah dijual beli.
Kau mampu menyaingi lelaki dalam berbakti.
 
Lembut bukan hiasan bukan jua kebanggaan.
Tapi kau sayap kiri suami yang sejati.

Dibalik bersih wajah mu dibalik tabir dirimu.
Ada rahasia agung tersembunyi dalam diri.
Itulah sekeping hati yang takut pada illahi.
Berpegang pada janji mengabdikan diri.
Malu mu mahkota yang tidak perlukan singgasana.
Tapi ia berkuasa menjaga diri dan tidak ada siapapun yang akan boleh
merampasnya.
Melainkan kau sendiri yang pergi menyerah diri.

Ketegasan mu umpama benteng negara dan agama.
Dari dirobohkan dan hanya dari dibinasakannya.
Kau mutiara terpelihara.
Mahligai syurga itulah tempatnya.

Sumber: Muslimah Sejati

Minggu, 02 Maret 2014

Metamorphosis of Tsabitha


Sebagai ibu, saya ga pernah hafal kapan anak saya bisa jalan, kapan mulai bisa ngomong, dsb. Pelupa paraah. Alhamdulillah sejak kelahirannya kami udah punya handphone berkamera, yaaaah walaupun ga canggih-canggih amat, lumayan untuk digunakan disetiap momen penting hidupnya. Disini saya coba rangkaikan kembali satu persatu metamormofis-nya tsabitha sejak lahir sampai penghujung tahun 2013. Semoga berguna ya nak

Juni - Des 2007

Aku lahir pada tanggal 11 Juni 2007, pukul 5.00 pagi, Senin pahing, di RSIA Budi Kemulyaan, Jakarta. Dokternya bunda harusnya adalah dokter Lilik tapi pas waktu aku mau lahir, beliau pas kena DBD dan lagi rawat inap jg di RS itu. Jadi dibantu sama dokter Kurniawati deeh. Bunda bilang, aku sempet susah keluarnya karena bunda udah keabisan tenaga, sempat mau dibantu alat, tapi alhamdulillah aku bisa keluar juga setelah dibantu didorong sama suster.

Umur 4 bulan aku udah bisa duduk dan naik odong-odong ga pake dipegangin lho. 5 bulan mulai tengkurap dan mulai MPASI di usia 6bulan pas. Diawal-awal bunda sempet kasih aku susu formula karena aku jaundice, setelah jaundicenya ilang Full ASI lagi.

Jan - Jun 2008

7 bulan aku udah mulai bisa berdiri bersandar di tembok, jalan selangkah dua langkah... Hihihi, ga sabar pengen lari. 8 bulan mulai merangkak. Dan 10 bulan udah lancar jalan... Yeaay. Coba liat itu, dah kayak mbok2 jamu gitu deeh gayanya pake gendongan segala. Mau kemana buuu :) Kalo ga salah, itu pas aku lg sakit mata juga. Jadi cipiit matanya.

Diulang tahun aku yang pertama, terpaksa masuk UGD jam 2 dini hari karena muntah-muntah lebih dari 11 kali. So sad, langsung kuyus badannya. Selang 2 hari bunda ketularan :( Kejadian yang memaksa bunda untuk belajar tentang kesehatan anak. Alhamdulillah bunda nyemplung di milis sehat. Belajar penyakit-2 yang biasa diderita anak dan bagaimana menggunakan obat secara rasional dan ga overtreatment. Kerasa banget manfaatnya sampe sekarang. Daya tahan tubuh aku bagus banget, setahun paling cuma sekali dua kali aja sakit. Itupun ga jauh dari batuk pilek dan obatnya ga jauh dari parasetamol :) Aku sampe hafal, kalau aku demam atau batpil bunda pasti cuma bilang gini "minum yang banyak! "

Jul - Des 2008

Sepeda pertama ku... Yeyeye..lalala... Sama bunda suka dipake buat angkut cucian. Sebel iih.. Mandi bola dan main di playground adalah kesukaanku. O ya, aku juga suka main bola lhooo


Jan - Jun 2009

Hai.. Hai... Itu aku diatas patung gajah. Aku lagi ikut bunda ke Solo. Perjalanan pertama ku keluar kota niih. Eh engga dink, pernah sebelumnya ke Sukamandi, kerumah emak waktu umur 5 bulan. Jadi ini yang kedua. Kalo liat yg pojok kanan atas, itu aku lagi mau turun dari lemari. Yeess, aku hobi naik-naik ke dalan lemarinya ayah, trus lompat deh. Hihihi
Kalau ultah pertama di UGD, ultah ke 2 ini dirayain dirumah uti. Aku bergaya ala princess. Dan undang temen-temen sekampung. Rameee...

Jul - Des 2009

Aku udah mulai gede. Yang kanan atas pas ikut bunda diacara ultahnya Manulife dan bunda dapet doorprize motor lho. Senangnyaaa.. Kayaknya disekitar usia ini aku mulai berhenti minum ASI. Si bunda lupa euy tepatnya kapan. Sekitar umur 2,5 tahun gitu katanya.

Jan - Jun 2010

Sepertinya ini masa-masa aku mulai rese. Sering banget ngambek dipagi hari ga ngebolehin bunda berangkat ke kantor. Jadilah beberapa kali aku terpaksa ikut bunda ke kantor. Akunya sih seneng, tapi kasian bunda jadi ga konsen kerja n cutinya jadi minus gara2 aku.

Jul - Des 2010

Udah gede gini aku belom lepas empeng juga lhoo. Semenjak lepas ASI ngempengnya makin parah.

Jan - Jun 2011

Aku suka ikut bunda Oriflame-an trus pulangnya foto-foto di taman Sampoerna, itu kantornya bunda yang di Manulife. 
Eh coba deh liat foto aku yg lagi lomba mewarnai di Mc D, masa masih ngempeng... Malu iih. Padahal udah bisa pake kebaya kartinian segala. O iya, ada cerita memalukan pas kartinian ini. Pas namaku dipanggil aku malah kabur, eh pas acara udah abis aku malah minta naik panggung. Padahal rambutnya dah berantakan ga jelas. Pulangnya pake acara ngambek pengen pialanya ada 2, ckckck.

Jul - Des 2011

Yeeeaaay aku sekolah TK. Rusuh diawal-awal karena aku ga mau ditinggal. Maunya ditemenin bunda di dalam kelas. Padahalkan ga boleh. Lama-lama bisa juga sih aku ditinggal, walaupun harus dengan perjuangan. Hahaha.. Ngerepotin yah aku
Aku beli hamster seekor, eh pas beli kandangnya taunya hamsterku mati. Jadilah beli lagi sepasang. Hamster ku sampe punya anak 5 ekor lho. Lama-lama mati semua deh
O ya, dari kecil aku suka banget berenang.

Jan - Jun 2012

Kartinian pertama disekolah TK, pake betawian ;)
Outbond pertama yg bikin aku akhirnya berani dan suka naik flying fox. Seruuu...
Ultah ke 5 yang dirayain bareng temen-temen di sekolah :)


Jul - Des 2012

Sama bunda diajak ke air terjun cigamea, jauh banget jalannya tapi aku kuat ga pake digendong sama sekali. Iya, soalnya ga ada ayah. Kan ayah yg paling bisa aku kerjain suruh gendong-gendong aku. Hihihi.. 
Kunjungan pertama dan terakhir ke dokter gigi. Aku ga suka bau tambalannyaaa

Jan - Jun 2013

Pake kostum profesi sebagai dokter cilik, pentas nari di Ancol, outbond lagi di Sentul, dan ultah ke 6 ku.


Jul - Des 2013

Masuk SD... Liat keong dirumah uwa pas lebaran, beberapa hari sebelum meninggalnya bapak, jalan-jalan ke Bromo dan Jogja - Solo.

Aku udah semakin besar. Mudah-mudahan bisa terus mendatangkan bahagia buat bunda dan ayah. Dan jadi anak sholehah kebanggaan mereka. Aamiien ya rabbal alamiin... 

Farishya Tsabitha Divia


Suka bingung kalo Cabit nanya apa arti namanya. Hihihi... secara ini emaknya pelupa berat, jadi kudu mikir dulu sebelom jawab. Baiklah daripada keluar jawaban-jawaban ga konsisten setiap kali pertanyaan itu datang, kita bahas aja disini.

Sejarahnya nama itu diberikan sebenernya begini. Sewaktu dokter bilang 90% janin dikandungan saya pada waktu itu berjenis kelamin perempuan, mulailah saya browsing sana sini cari nama yang bagus. Pilihan jatuh pada kata "tsabitha". Waktu itu belum tau artinya apa. Cari-cari dari berbagai sumber, didapatlah bahwa kata "tsabitha" diambil dari asal kata "tsabit" yang dalam bahasa arab berarti : "kuat"
Ok, satu kata udah dapet. Si ayah menyumbang kata "farish" karena katanya dari dulu punya cita-cita kasih nama anaknya "farish". Berhubung ini anaknya perempuan jadilah ditambahin akhiran "a", jadi "farishya". Anak jaman sekarang ga lucu kayaknya kalau namanya ga panjang, jadilah ditambahkan "divia" yang diambil dari nama emak n bapaknya "budi" dan "novia".

Trus jadi artinya apa dong ? Coba aja disambung-sambungin deh yah.

Farishya, ada yang bilang dalam Islam artinya adalah "kesejahteraan". Ada juga yang membedakan dari jenis kelamin. Kalau laki-laki artinya : "yg alim, ahli firasat, ahli menunggang kuda". Sementara kalau perempuan "pengemudi mahir". Selain dari pada itu dalam bahasa Afrika konon bermakna "membuat bahagia".

Tsabitha, dalam Islam mengandung makna "kokoh, teguh hati, lurus" atau bisa juga "kuat".

Jadi Farishya Tsabitha Divia bisa diartikan sebagai "Ananda dari pasangan budi dan novia, yang membawa kebahagiaan, dan  kesejahteraan. Serta memiliki kemampuan mengendalikan hidupnya dijalan yang lurus dengan keteguhan hati dan kekuatan dalam menghadapi segala persoalan kehidupannya kelak". Keren kan? Oke sip.

Trus kenapa dipanggil Cabit? Ya buat lucu-lucuan aja. Cabit pelesetan dari Tsabit. Mau panggil Tsabitha, keknya kepanjangan. Jadilah Cabit sebagai nama kecilnya. Seiring berjalannya waktu, semakin besar saya malah jarang panggil dia Cabit, tsabitha lebih seringnya. Dikembalikan ke asalnya lagi :)

Anyway, kata orang, apalah arti sebuah nama. Saya hanya mencoba menanamkan sebuah doa dalam diri anak saya agar kelak tak pernah gentar menghadapi segala persoalan hidupnya. Tak selamanya kami orang tuanya ada mendampinginya.

Tsabitha, apapun yang akan kamu hadapi kelak "Jangan pernah menyerah !" Stay strong as your name, tsabit.