Laman

Sabtu, 18 Juli 2015

Akhirnya saya Lulus juga :)

18 Juli 2015

Bertepatan dengan ulang tahun Manulife yang ke 30, saya mau share suka duka saya selama 12 tahun bekerja dan gimana pada akhirnya saya memutuskan "lulus" dari perusahaan yang saya cintai ini. Gak penting sih, biar abadi dalam tulisan saja.. biar gimana 12 tahun bukan lah waktu yang sebentar dan minimal 8 jam per hari dalam hidup saya ada bersama perusahaan tersebut.

Bermula dari ajakan seorang teman untuk menggantikan posisi beliau karena beliau mau resign, Maret 2003. Waktu itu saya baru saja putus kontrak dengan perusahaan sebelumnya dimana saya diberi kesempatan berkarir oleh Ibu yang baik hati, Ibu Jenny Mustofa, sebagai Application Developer di Bank Universal tbk. Gimana gak baik hati, beliau memberi saya kesempatan berkarir padahal skill-nya saya tidak punya. Saya diberi kesempatan belajar tapi digaji.. Kesempatan yang sangat langka bukan ? 1,5 tahun di Bank Universal, saya tidak menorehkan prestasi apapun, mengapa ? Karena ternyata saya tidak suka pekerjaan sebagai programmer :( Sungguh "gak gw banget". Hari-hari diisi dengan main main dan main.. Berteman dengan para programmer senior tapi gak bisa mendapatkan ilmu dari mereka, hari-hari berlalu tanpa satupun prestasi yang bisa saya ukir. Pada akhirnya, ketika perusahaan tersebut terpaksa "dibubarkan" pemerintah, bertepatan pula dengan selesainya kontrak kerja saya. Saya memilih 'selesai'

Tawaran kerja di Manulife ini sebenarnya agak ga jelas, teman saya hanya memberitahu bahwa saya akan menggantikan posisi beliau, sebagai user di tim Compensation sekaligus sebagai "user representative" di "Re-write team". Belakangan baru saya tau bahwa "Re-write team" ini adalah sebuah tim yang dibuat khusus untuk meng-handle project "New System" untuk GLH Operation. GLH Operation itu sendiri adalah singkatan dari Group Life and Health, yang berperan mengurus Asuransi untuk Karyawan. Kalau teman-teman punya asuransi yang dibiayai oleh kantor, biasanya kerjasama dengan salah satu perusahaan asuransi kan ? Nah yang mengurus asuransi itu adalah kami, di GLH Operation. Jadi GLH merupakan salah satu lini bisnis di Manulife.

Sebagai 'user representative' saya bertanggungjawab mostly sebagai user test. Yup, saya melakukan testing untuk sistem aplikasi yang sedang dikembangkan. Saat itu tim kami ada 4 orang, Ibu Kiki Limas sebagai Head, Agnes Irawati sebagai Manager saya, dan Tan Yenda Kurniati sebagai partner saya. Saya banyak banget belajar dari mereka tentang segala hal, pekerjaan, keseharian, apa aja. Dari Ibu Kiki Limas, saya belajar menjadi orang yang kuat dalam menghadapi segala perubahan dan 'office politic".. Ketangguhan beliau sungguh-sungguh patut diacungi jempol. I adore you, bu :)

Dari Agnes saya belajar bahwa beragama saja tidak cukup, kamu harus belajar dan memahami tentang agama yang kamu peluk. Agnes pada waktu itu adalah seorang Katolik, beliau ini memang senang belajar, jadi wawasannya sangat luas. Saya mengenal tasawuf dari beliau. Saya yang muslim justru punya pengetahuan yang sangat cetek tentang agama saya dibanding beliau yang notabene-nya non muslim. Alhamdulillah saya dengar beliau saat ini sudah menjadi mualaf :)

Tan Yenda Kurniati, euugh gw lupa nama belakangnya, bener gak itu Kurniati ? :(
Anak ini sempet jadi 'pacar' saya untuk beberapa saat. Mengingat saya jomblo abis, hobinya kerja ampe malem, ga suka hari libur karena artinya saya bakal mati gaya dirumah. Menghabiskan waktu dikantor, kerja atau pun hang out bareng doski. Saya biasa panggil dia "Fong I" which is panggilan dia dirumah. Dari doski saya tau kenapa mayoritas turunan Tionghoa itu kaya-kaya.. Secara prinsip ngiritnya ituh ampuuun Tuhan. Gak pernah selama hidup saya, yang notabene nya bukan orang kaya, seirit beliau ini. Wajar banget, dengan penghasilan ga jauh beda ma saya, beliau bisa nabung dalam mata uang USD, trus pada akhirnya memutuskan resign dan melanjutkan kuliah ke Melbourne. Meninggalkan saya yang masih tetap ga bisa ngirit sampe sekarang :D
(ga semua turunan Tionghoa itu irit siih, banyak juga temen-2 saya yang brutal abis borosnya.. tergantung orangnya jugak)

Secara pekerjaan, 12 tahun di Manulife, saya banyak mengalami metamorfosis. Dari mulai user test, merambah ke MIS, mulai diakui sebagai Business Analyst dan terakhir Co-PM (Project Manager). Profesi yang saya suka sebagai Business Analyst saya dapatkan disini, meninggalkan profesi lama "programmer" yang "gak gw banget". Menapaki jenjang karir dari mulai Staff Temporer, dan terakhir di posisi Senior Manager. Alhamdulillah...

Suka duka banyak dilalui, mayoritas justru bukan dalam hal pekerjaan melainkan dalam hal hubungan dengan rekan kerja.

9 kali ganti atasan :
  1. Agnes Irawati - Kiki Limas
  2. Petrus Tatipatta
  3. Agung Sutrisno
  4. Petrus Tatipatta -- lagi
  5. Sayuti Adolfina
  6. Nur Hasan Kurniawan
  7. Setia Tedi - Juni Probowati
  8. Ardhivipala Gunawijaya
  9. Arnesto Kapitan
9 kali ! Dengan berbagai karakter personal dan leadership yang berbeda. Pfiuuuh... Jadi kalo ada temen gw yg komen "12 tahun, bos lo sayang banget ama lo dong mbak? "enggaaaa... wong gonta ganti gitu bos nya :D

Tim-nya pun berubah-ubah :
  1. Novi - Yenda
  2. Novi - Yenda - Ade
  3. Novi - Yenda - Regina
  4. Novi - Regina - Ika
  5. Novi - Ika
  6. Novi - Rika
  7. Novi - Rika - Ita
  8. Novi alone *kasian yak
  9. Novi - siapa itu yak yg cuma sebulan (lupa namanya)
  10. Novi - Camalia
  11. Novi - Camalia - Rika - Siska - Dea - Suwanda, Gami, Jhon Hendra (yang pas disini udah banyak, karena digabung ama unit lain yg ga cuma BA doang)
Perubahan struktur organisasi berkali-kali. Sampe udah bodo amat deh ama namanya Org chart, yang penting kerja aja yang bener ! Beruntung saya tipe orang yang Less Supervise, saya ga peduli ada atasan atau engga, saya tetap berusaha melakukan tanggung jawab saya sebaik mungkin. Dan memang bisa kerja mandiri. Jadi yah ga pengaruh deh semua perubahan-perubahan itu.
Bisa dibilang, satu-satunya BA GLH yang bertahan ya cuma sayah. Ga heran kalau GLH sangat bergantung sama saya dalam urusan sistem. Selama 12 tahun, saya udah pegang pergantian Core System 2 kali ! Sistem proposal aja sampe 3 kali ! Gimana ga ngelotok luar kepala, merem pun kelar itu kerjaan :D

Saya udah merasakan yang namanya jadi nyamuk doang di GLH, alias ga dianggap. Diomongin macem-macem yang berakhir pada KPI jeblok, konfrontasi frontal sama atasan yang men'zhalimi', dimusuhin sama 'genk' yang berkuasa di GLH, sampe akhirnya malah berteman baik dengan mereka semua. Termasuk atasan yang sempat men'zhalimi' tersebut. Saya membuktikan bahwa prinsip saya untuk selalu 'menjadi diri sendiri" adalah benar. Saya tidak mau ikut arus, apalagi sampai memihak pada sekelompok orang tertentu. Ga guna !

Alhamdulillah Allah membantu saya untuk bisa menyikapi setiap perubahan yang terjadi di kantor ini dengan baik. Setiap kali hasrat untuk resign muncul karena tekanan yang teramat sangat, saat itu pula dorongan untuk bertahan semakin kuat. Karena saya yakin, kondisi pasti akan berubah menjadi lebih baik. O ya, saya bertemu jodoh juga di kantor ini... hihihi... cinlok ceritanya. Ga usah dibahas panjang lah yah, intinya dari mulai kenal sampe akhirnya menikah dan punya anak, sempat kami rasakan bersama di kantor ini. Suami resign di tahun 2008 karena ada kesempatan ditempat lain, dan saya masih tetap bertahan di kantor tercinta ini

Berinteraksi dengan berbagai macam tipe manusia, membuat saya kaya, kaya akan pengalaman. Ga sadar, ternyata saya banyak sekali belajar dari mereka semua. Rupa-rupa tipe manusia, rupa-rupa kisah pribadi mereka, rupa-rupa jenis pertemanan kami : yang cuma say hai, temen sarapan, temen makan siang, temen kabur jam 3 sore, temen olah raga, temen ke pengajian, temen hunting bazzar, temen ketawa ga jelas, temen ngegosip, temen ngobrolin hal serius, temen becanda ga penting, temen yg bisa jadi bank berjalan alias bisa dipinjemin duit, temen curhatin bos, temen makan mewah, temen makan di emperan, temen jalan-jalan, temen ngobrol yg ga pake saringan, temen yang bisa ditebengin pulang, temen ke Tamcit nyari baju syar'i, dan rupa-rupa lainnyaah

Teman-teman di GLH sudah seperti keluarga buat saya. Walaupun turn over cukup tinggi, alias banyak yang keluar masuk, namun orang-orang lama yang bertahan juga cukup banyak. Pasukan diatas 10 tahun masih banyak lah.. dan kami bukan orang yg berpikir untuk resign karena sudah terlalu nyaman.

Secara organisasi Manulife juga sangat OK buat saya. Dulu, sebelum tahun 2008, Manulife sangat konvensional. Kompensasi karyawan pun bisa dibilang dibawah pasar. Tapi entah kenapa banyak diantara kami yang sangat loyal. Bahkan orang-orang yang sudah resign, banyak pula yang balik lagi. Mayoritas menyatakan bahwa kekeluargaan yang terjalin di Manulife tidak mereka temukan ditempat lain. Emang bener sih, buktinya saya juga berat ninggalin temen-temen :)
Managemen baru Manulife sudah mengalami banyak perubahan, kompensasi disetarakan, kesejahteraan diperhatikan, kesempatan berkarir terbuka lebar. Banyak kegiatan diluar urusan pekerjaan diselenggarakan, urusan ibadah sangat diperhatikan. Intinya banyak hal yang bisa dilakukan diluar urusan pekerjaan yang otomatis akan menambah wawasan para Manulifers yang memanfaatkan sarana tersebut. Banyak gimmick-gimmick yang diadakan yang menambah kecintaan karyawan pada perusahaan. Untuk karyawan yang muslim, dimana lagi kerja ada Majelis Taklim yang ngadain Ceramah Mingguan, bahkan harian di bulan Ramadhan. Kelas Tahsin (belajar baca Al Quran), kelas zumba, seminar/sharing session dengan pembicara-pembicara terkenal, dan sederet kegiatan-kegiatan ga penting tapi ngangenin itu.

Trus kenapa resign woooy ?? Hahahaha

Katanya, saya resign karena kecewa sama hasil KPI. Eh bukan hasilnya dink, tapi persentase kenaikan gajinya  :p
Katanya, saya resign karena bos nya bisa nya nyuruh-nyuruh doang.. yang kerja siapa, yang promosi siapa (hayoo lho boos)
Katanya, saya resign karena ga punya duit buat bayar KPR.. wkwkwkwkwk *tutup muka

Bener emang saya kecewa karena persentasi kenaikan gaji ga sesuai sama hasil KPI. Tapikan ini mah udah biasa.. Namanya juga bagi-bagi kue, berhubung bos dah tau saya ada rencana resign makanya dikasih porsi kecil. Ya saya terima lah..
Kecewa karena bos promosi? gak juga sih.. kan target bisnis semua tercapai, ada kontribusi tim saya juga disitu. Wajar kalau beliau naik jabatan.. Saya pun akan meminta yg sama kalau ada di posisi beliau...
Gak punya duit buat bayar KPR? naaah ini nyaris bener ! Hahaha... emang motivasi pertama saya resign adalah nyari tambahan income yang bisa nutup biaya KPR saya yang GEDE banget itu. huhuhu :(

Diluar itu, sebenernya saya emang udah jenuh banget di GLH. 12 tahun lhoo pegang bisnis yang sama.. Saya ngerasa saya ga bertumbuh ! Itu-itu aja yang dikerjain, seputaran GLH, bisnis yang sama, urusan yang sama, Bosen ! Bos bilang beliau mau rotasi sama BA-nya pension, dimana saya akan pegang pension dan Rika akan pegang GLH. Tapiiii... ga dijalanin ajah. Si bos gw ini emang pengen gampangnya ajah. Jadi dua orang yg udah expert dibidangnya inih dibiarin aja jalan sendiri, tanpa dia mau pusing. Ditunggu-tunggu ga berubah juga, ya udahlah saya mending cabut aja
Dan menurut saya, posisi saya sudah "terlalu" nyaman.. dimana-mana yang "terlalu" itu gak bagus kan ?

Saya mau cari duit, cari ilmu juga, saya mau bertumbuh! Udah cukuplah 12 tahun mengabdi di GLH, walaupun beraaat bangeet. Berat karena mereka udah jadi keluarga buat saya. Udah jadi rumah kedua saya. Kalo resign artinya saya mesti bangun lagi semuanya dari nol. Belum tentu cocok juga kan ?
Dan untuk kali ini, kebetulan suami mendukung rencana saya resign. So.. terjadilah.. akhirnya saya "lulus" juga tepat di 31 Maret 2015. 12 tahun lebih satu bulan dari sejak pertama saya bergabung di 01 Maret 2003 :)

Now I can say : I'm proud to be Manulifers !

Sampe sekarang, hati saya masih ketinggalan disana. Masih ngarep ada kesempatan balik lagi. Dengan gaji dan job yg berbeda tentunya :p Dan yang pasti kesempatan untuk bertumbuh.
Misi hijrah saya adalah bekerja di Financial Industry yg berbasis syariah, sukur-sukur ada kesempatan di Manulife Syariah, saya mau bangeet..

Doa saya untuk Manulife, semoga terus maju.. terus memberi dan meningkatkan kesejahteraan karyawannya... terus lah memfasilitasi karyawan yang mau belajar dan menambah wawasan.. teruslah membuat gimmick gimmick yang ngangenin.. supaya karyawan mu makin loyal dan happy bekerja disana. Selamat Ulang Tahun yang ke 30 yaa.. Keep up your good work, for your client and also your employee !

Doa saya untuk perusahaan baru tempat saya berkarya... mudah-mudahan saya bisa mencintaimu seperti saya mencintai Manulife :) Aamieen..

Untuk temen-temen GLH dan Manulifers lainnya... Saya sayang kaliaaan, keep silaturahim yaaah :* :* :*

Jumat, 17 Juli 2015

Cerita Lebaran Saya


17 Juli 2015
Selamat Idul Fitri 1436 H teman-teman muslim semuanya 
Taqabalallahu minna wa minkum
shiyamana wa shiyamakum wa ahalahullah alaik

Semoga amalanku dan amalanmu, puasaku dan puasamu diterima Allah serta disempurnakan-Nya

Semoga amalan Ramadhan kemarin masih berlanjut dibulan-bulan berikutnya. Dan mampu menjadikan kita sebagai insan yang lebih baik lagi untuk dunia dan akhirat. 
Aamieen Ya Rabbal alamin

Dalam rangka libur lebaran yang masih tersisa 3 hari tanpa saya tau mau ngapain, mending cerita disini aja tentang lebaran saya selama 36 tahun hidup di dunia ini. Kalau menginspirasi, alhamdulillah... kalau engga, di skip aja lah, cari postingan yang lain :)

Saya terlahir dari keluarga yang sangat sederhana, mendekati miskin sebenernya. Bapak berprofesi sebagai supir, dan ibu ikut membantu perekonomian keluarga dengan menjahit. Tadinya ibu kerja sama orang lain, maksudnya diberi upah oleh seseorang yang punya modiste sebagai penjahit orang tsb. Lama kelamaan banyak orang-orang yang memilih menjahit langsung ke ibu karena mungkin tarif nya lebih murah dengan kualitas yang sama. Oleh karena itu, setiap memasukin bulan ramadhan pekerjaan ibu menggila banyaknya. Entah kurang perhitungan atau mengejar penghasilan untuk hari lebaran, yang saya ingat kuantitas jahitan selalu tidak sebanding dengan kapasitas ibu dalam mengerjakannya. Sehingga hari-hari kami selalu sibuk dengan urusan jahitan. Saya dan adik yg perempuan memang sudah sangat terbiasa sejak kecil untuk handle pekerjaan rumah tangga sementara ibu sibuk dengan pekerjaannya. Jadi segala urusan persiapan lebaran pun, kami yang handle. Dari mulai bikin kue, masak memasak lebaran, bersih bersih dan menghias rumah. Bahkan dihari-hari terakhir ramadhan, kalau orang-orang itikaf di mesjid, kami itikaf dijahitan.. (maksudnya tidur sambil pegang jahitan :D ) Gak jarang cuma tidur satu atau 2 jam saja sehari. Pagi-pagi sebelum sholat Ied pun masih sibuk anter pakaian kesana kemari.. Ampuun deeh
Istirahat baru akan dimulai selesai sholat Ied dan bersalam-salaman.. tidur sepanjang siang sampe keesokan harinya... balas dendam cuuy... hehehe

Hari kedua lebaran baru diisi dengan silaturahim ke rumah kakak tertua (kedua) bapak di Kalibata, sekaligus mudik. Yes, mudiknya saya jauh sangat, di Kalibata ajah :D
Semua kakak dan adik bapak, beserta anak menantu dan cucu, akan berkumpul disana, sehingga kunjungan keluarga saya sangat irit, cuma disatu tempat udah ketemu semuanya deh. Padahal yah itu rumahnya ga luas, kebayangkan gimana sumpeknya ngumpul orang banyakan begitu. Rutinitas ini masih berjalan sampe sekarang, kecuali saya nya yg udah ga pernah ikutan lagi :)

Setelah selesai silaturahim, biasanya Ibu akan ajak kami jalan-jalan ketempat wisata sebagai kompensasi atas kelelahan kami membantu mereka selama ramadhan. Seneng sih, tapi biasanya badannya ga fit karena kelelahan dan hanya punya sisa-sisa tenaga aja. Saya lupa pernah kemana aja, tapi biasanya bapak akan pinjem mobil sama bosnya untuk ajak kami jalan-jalan :)

O ya, ibu itu sebenernya orang Jogja yang lama merantau ke Solo. Jadi sebenernya kalau emang niat mudik kayak orang-orang ya bisa aja. Ada tujuannya gitu lho.. Tapi saya ga tau pertimbangannya apa sampai ibu itu ga punya niat terlalu kuat buat pulang ke kampung halamannya. Entah karena ibu kandung beliau yang udah ga ada, jadi ga punya alasan buat pulang. Hubungan dengan bapak-nya yang ga dekat, atau karena alasan ekonomi kami yang pas-pasan. Yang saya ingat, dimasa kecil saya, kami pernah pulang kampung beberapa kali, naik kereta ekonomi yang kondisinya minta ampun, macet-macetan di bis ekonomi, dan keseruan lainnya seputar mudik masyarakat kelas bawah seperti kami.

Entah dimulai kapan, rutinitas lebaran saya sepertinya mulai berubah semenjak saya mulai bekerja, alias punya penghasilan sendiri. Udah gede pula, jomblo ga jelas, trus hobi ngayap udah mulai mendarah daging. Pada waktu itu, saya paling bete kalau musim liburan. Soalnya pasti mati gaya !
Saya yg hobi kelayapan sama temen-temen, pas liburan ga punya temen, trus mo ngapain? Apalagi musim lebaran, semua temen pasti sibuk sama keluarga mereka juga kan.. Belom lagi kalau ketemu sodara sodara, pertanyaannya ga jauh dari "mana pacarnya?" "kapan nikah?" hadeeeh... die ga tau apa disini juga pusing ?! Pertanyaan-pertanyaan macam gini better ga pernah diungkapin deeh... Kamu ga pernah tau kan gimana orang yang kamu tanya itu "dealing with her self" karena belom juga ketemu jodoh? Nah kalo saya, karena suka ngomong asal, dulu dengan cueknya saya cuma jawab "ada yang jual suami ga ? sini gw beli" Hehehehe...
Mengisi "ke-mati gaya-an" saya, saya bahkan pernah ikut mudik ama tetangga sebelah. Kurang kerjaan banget kan ? wkwkwk... Habis, ga ada kesibukan, trus ditawarin ikut mudik ke Gombong, Semarang, dan sekitarnya, ya sudahlah.. berangkaaat...

Tadinya saya pikir kematigayaan ini akan berakhir ketika saya berumah tangga. Mungkin, akan ada kesibukan dimana saya akan mengunjungi keluarga besarnya suami, berkumpul dengan saudara-saudara kandung suami, dan sebagainya. Ternyata eeh ternyata :D
Suami bukan tipe yang senang kumpul-kumpul, jadi sangat tidak mungkin mengajak suami ikut serta dikeriuhan keluarga besar bapak (seperti rutinitas yang selama ini saya jalanin). Dan ternyata suami juga udah lama ga partisipasi dalam kumpul-kumpul di keluarga besar bapak mertua. Alhasil, lebaran saya kembali mati gaya karena setelah menyelesaikan kunjungan ke orang tua dan mertua, kembali hanya ada saya, suami, dan tsabita.. hahaha. Kebayang gimana ibu mertua saya yang udah belasan tahun ga pulang kampung ke Jambi. Apa ga bosen ya ?

Saya lagi berkhayal, pengen break the routine. Pengen berlebaran di daerah lain yang punya tradisi berbeda dari yang selama ini saya alamin. Syukur-syukur bisa Umroh dan lebaran di Mekkah, Aaamieen Ya Allah..

Yang pasti eforia mudik itu selalu bikin saya iri, pengen ikutan.. padahal dah tau juga nyiksa nya kayak apa. Macet, cape.. yaah secara saya bukan orang rumahan, jadi kayaknya cape dijalan itu lebih seru ketimbang bobo manis dirumah :)

The point is, punya duit banyak deh. Jadi, bisa pergi kemana aja saat idle time gini. Tinggal booking tiket, terbang deh. Keluar dari keramaian yg terjadi di beberapa titik di pulau Jawa, keluar dari keriuhan mall di ibukota, terbang sedikit ke pulau seberang berharap ga terlalu ramai. Kalau masih ramai juga dan ga nyaman, tinggal ganti destinasi ke negara tetangga... Life is simple kalo kamu punya duit yang ga berbatas :)

Sayang aja sama waktu liburannya, jarang-jarang kan bisa idle begini. Kerja masih bisa cuti kalo memungkinkan, anak yang sekolah itu susah minta ijinnya.. dan kasihan juga liburan hampir 2 bulan ga kemana-mana. Pengen juga bisa ajak mama mertua pulang kampung, mayan kan saya juga jadi bisa nikmatin suasana lebaran yang beda. Tinggal atur aja, mau ajak ibu atau mama, ke kampung halamannya. Biar gimana, duit yang bicara :)

Fokus yuk, cari uang yang banyak !

*ga sabar pengen jadi orang kaya